Tuesday, September 1, 2015

Masih Pintar Balig Cukup Akal Mereka Dilatih Untuk Jadi Pembunuh Berdarah Dingin

Mungkin hal ini memang sulit untuk dipercaya, namun faktanya, seorang pembunuh bayaran tak hanya berasal dari kalangan orang sampaumur saja, namun juga remaja atau anak di bawah umur. Pembunuh remaja dikenal cukup efektif dalam membunuh target-targetnya, pasalnya, anak-anak atau remaja dianggap masih suci dan bebas dosa, sehingga tak ada yang mencurigainya. Lalu, siapa saja pembunuh yang berasal dari kalangan remaja ini? Langsung simak di bawah ini.

The Wolf Boys


The Wolf Boys yakni julukan untuk dua orang remaja pembunuh berjulukan Gabriel Cardona dan Rosalio Reta. Mereka berdua bekerja untuk kartel narkoba Meksiko yang berjulukan Los Zetas. Diketahui, Gabriel bergabung dengan kartel tersebut ketika usianya masih 17 tahun. Dia pun dilatih untuk menjadi pembunuh selama bergabung dalam kartel tersebut.

Gabriel dibayar cukup mahal untuk ‘pekerjaannya’ itu. Dia mendapatkan upah USD 500 per minggu, dan bayarannya itu naik hingga USD 10 ribu per orang yang sanggup beliau bunuh. Suatu ketika, beliau berhasil membunuh polisi korup Meksiko di Texas, namun beliau tertangkap oleh polisi. Untungnya, Gabriel sanggup mengarang kisah yang meyakinkan, sehingga beliau pun bebas.

Saat kembali ke Meksiko, Gabriel pun ditunjuk jadi komandan pasukan. Dia pun merekrut sobat masa kecilnya, yaitu Rosalio Reta, yang pada waktu itu masih berusia 13 tahun. Meski masih tergolong sangat muda, keduanya sanggup menebar teror di Meksiko dan beberapa kota di perbatasan Amerika Serikat. Rosalio bahkan lebih kejam daripada Gabriel. Rosalio pernah membunuh seorang laki-laki di depan istri dan ketiga orang anaknya.

Akhirnya, karier The Wolf Boys pun berakhir ketika Gabriel berhasil ditangkap pada tahun 2000, menyusul Rosalio tak usang kemudian. Gabriel didakwa sanksi 80 tahun penjara alasannya membunuh 4 orang, dan Rosalio didakwa sanksi 70 tahun penjara alasannya diduga membunuh 30 orang.

Leon Haynes


Leon Haynes yakni seorang remaja berusia 17 tahun yang menjadi pembunuh pada tahun 2008 di Manchester, Inggris. Dia melaksanakan pembunuhan itu bersama dengan rekannya, Covi Henry, yang berusia 24 tahun. Covi sendiri mengajarkan Leon segala hal yang berafiliasi dengan obat-obatan terlarang.

Target yang harus mereka bunuh kala itu yakni seorang laki-laki berusia 24 tahun yang tak diketahui namanya. Keduanya berhasil mendekati korban, namun Leon melaksanakan kesalahan, yaitu menarik pelatuk pistolnya terlalu cepat, sehingga yang tertembak malah leher dari Covi. Setelah itu, barulah Leon berhasil membunuh korban dengan 4 tembakan yang mengenai lengan dan perutnya.

Leon pun membawa Covi untuk dirawat, namun sayangnya, pada hari yang sama, polisi berhasil menangkap Leon dan Covi. Leon risikonya dijatuhi sanksi penjara selama 12 tahun, sementara Covi mendapatkan sanksi 8 tahun penjara.

Sementara itu, korban yang ditembak 4 kali, secara gila berhasil selamat sesudah melarikan diri ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan dari dokter.

Gakirah Barnes


Gakirah Barnes alias K.I. yakni seorang remaja putri yang telah menjadi seorang pembunuh ketika usianya masih 14 tahun. Diketahui beliau juga sempat membunuh satu orang lagi, hingga risikonya beliau sendiri juga terbunuh pada tahun 2014. Diketahui, beliau membunuh dua orang itu untuk membalaskan dendam dua sobat gengnya yang terbunuh.

Gakirah sendiri merupakan anggota geng berjulukan Fly Boy, dan Fly Boy sendiri terlibat perang antar geng, antara Tookaville melawan O’Block.

Tanggal 11 April 2014, Gakirah sedang berada di suatu jalanan, namun tiba-tiba muncul seorang tak dikenal yang mengenakan jaket hoodie yang menutupi wajahnya, dan menembaknya dengan jarak dekat. Dia pun tewas dengan 9 luka tembak di bab dada, leher dan rahangnya. Saat itu, umur Gakirah masih berusia 17 tahun. Selama masa hidupnya, Gakirah populer suka membanggakan kejahatannya, mengancam geng-geng lain, dan mengucapkan sedih cita atas meninggalnya sobat gengnya di media sosial.

Nama Gakirah juga sempat disebut dalam salah satu video musik rap. Dalam video musik itu, Gakirah disebut dengan nama “young killa” atau pembunuh muda. Sama menyerupai tradisi Gakirah, teman-teman gengnya pun mengucapkan sedih cita untuk Gakirah di media umum dengan mengunggah fotonya yang sedang memegang pistol, dan juga foto lainnya yang menunjukkan Gakirah menutupi wajahnya dengan bandana.

Moses Mathias


Pada tanggal 11 Mei 2009, seorang laki-laki berjulukan Giuseppe Gregory ditembak di depan sebuah pub di Stretford, Greater Manchester, Inggris. Setelah melalui proses investigasi, polisi pun meragukan seorang remaja berusia 15 tahun dengan nama Moses Mathias. Moses sendiri masih buron dan dalam pengejaran polisi. Sambil mencari di mana Mathias berada, polisi menangkap dua orang berjulukan Njabulo Ndlovu dan Hiruy Zerihun yang diketahui terlibat dalam pembunuhan itu. Njabulo dieksekusi 21 tahun penjara, sementara Hiruy dieksekusi 23 tahun penjara.

Moses kemudian berhasil ditangkap 2 tahun kemudian. Diduga, Moses, dua rekan Moses, dan korban ketika itu terlibat perang antar geng. Menurut polisi, mereka bertiga membunuh Giuseppe untuk membalaskan dendam rekan mereka yang terbunuh, yaitu Louis Brathwaite. Louis sendiri yakni remaja berusia 16 tahun, yang terbunuh pada bulan Januari 2008. Moses menyangkal tuduhan tersebut, dan mengaku bahwa beliau hanya ingin merampok pub saja, namun beliau tak sengaja menembak Giuseppe. Moses pun dieksekusi penjara seumur hidup.

Moses diketahui sudah berada di dalam dunia kriminal semenjak usianya masih 12 tahun. Saat usianya beranjak 13 tahun, beliau mulai tergabung dalam sebuah geng kriminal. Kemudian, ketika usianya 15 tahun, beliau melaksanakan pembunuhan pertamanya, menyerupai yang sudah dijabarkan di atas.

Secara mengejutkan, pada tahun 2012, Moses sempat mengupdate status Facebook-nya. Saat itu beliau menggunakan nama samaran, dan menggunakan ponsel selundupan. Statusnya ketika itu menyampaikan ihwal kehidupan penjara yang membosankan. Dia juga sempat mengunggah foto bajunya, jam tangannya, dan apa yang beliau kerjakan ketika itu. Dia pun kemudian dipindahkan ke sel khusus, dan akun Facebooknya dihapus.

Maria Celeste Mendoza dan Isela Sandoval


Keduanya yakni remaja putri berusia 16 tahun, dan mereka masih punya hubungan dengan kartel Los Zetas, yang sudah disebutkan dalam poin pertama. Mereka berdua ditangkap pada tahun 2011. Namun anehnya, mereka berdua mengaku tak pernah membunuh orang, dan mendapatkan senjata api dari kartel kawasan mereka berada. Maria juga mengaku beliau mendapatkan bayaran sebesar 12 ribu Peso per minggunya.

Pihak berwenang Meksiko dibentuk terkejut dengan penangkapan tersebut. Pasalnya, yang mereka tahu kartel Los Zetas hanya mempekerjakan remaja putra dan laki-laki sampaumur untuk menjadi pembunuh bayaran. Namun fakta di lapangan, menawarkan bahwa mereka juga mempekerjakan remaja putri. Kebanyakan orang yang direkrut dalam kartel narkoba Meksiko memang berasal dari remaja, yang putus sekolah dan diajak bergabung dengan iming-iming uang.

Menurut data dari Network for the Rights of Children di Meksiko, sebanyak 30 ribu orang remaja bekerja di grup kriminal di Meksiko, dan masih banyak lagi remaja yang akan bergabung ke grup kriminal itu. Sayangnya, sebagian besar dari mereka tak akan bertahan di grup kriminal itu lebih dari 4 tahun, sebelum mereka risikonya terbunuh.

Itulah para remaja yang menjadi pembunuh meski usianya masih muda. Kebanyakan dari mereka berakhir di penjara, atau lebih jelek lagi, berakhir di pemakaman, alasannya dunia yang mereka geluti memang menyerupai itu, penuh dengan kekerasan dan darah. Semoga anak-anak kita nantinya tak menyerupai mereka, yang justru berada di dalam dunia kriminal.

Sumber http://www.anehtapinyata.net

About the Author

Admin Neter

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment


iklan

 

Copyright © Aneh Di Dunia. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com