Thursday, September 17, 2015

Legenda Woolly Mammoth


Woolly mammoth atau mamut berbulu (Mammuthus primigenius) ialah spesies mammoth yang hidup selama masa Pleistocene hingga kepunahannya pada awal Pliocene.

Woolly mammoth ialah salah satu yang terakhir dari sederetan spesies mammoth, yang dimulai dengan Mammuthus subplanifrons pada awal Pliocene.

Woolly mammoth berbeda dari stepa mammoth, sekitar 400.000 juta tahun yang kemudian di Asia Timur. Kerabat terdekat woolly mammoth ialah gajah Asia.

Bangkai mammoth telah lama dikenal di Asia sebelum diketahui oleh orang-orang Eropa pada masa ke-17. Asal-usul bangkai ini telah menjadi materi perdebatan yang berlangsung lama, dan sering dijelaskan sebagai bangkai makhluk legendaris.

Mammoth kemudian diidentifikasi sebagai spesies gajah yang telah punah oleh Georges Cuvier pada tahun 1796.

Woolly mammoth mempunyai gading melengkung panjang dan empat molar (gigi geraham), yang diganti sebanyak enam kali selama masa hidupnya.

Perilakunya mirip dengan gajah modern, di mana gading dan belalainya dipakai untuk memanipulasi atau memindahkan objek, laga dan mencari makan.

Makanan Woolly mammoth ialah rumput dan sedges (teki-tekian). Setiap individu mungkin sanggup mencapai usia 60 tahun. Habitatnya ialah padang rumput raksasa selama zaman es terakhir yang membentang melintasi Eurasia dan Amerika Utara.

Woolly mammoth hidup berdampingan dengan insan purba, di mana tulang dan gadingnya dipakai untuk membuat karya seni, peralatan, dan tempat tinggal, dengan spesies ini juga diburu untuk dimakan.

  • Taksonomi Woolly mammoth

  • Bangkai banyak sekali gajah yang telah punah diketahui oleh orang Eropa selama berabad-abad, tetapi umumnya ditafsirkan menurut catatan Alkitab, sebagai bangkai dari makhluk legendaris, mirip behemoth (sejenis hewan liar yang disebutkan dan digambarkan dalam Kitab Ayub pasal 40:10-19) atau para raksasa.

    Bangkai Woolly mammoth pertama dipelajari oleh para ilmuwan Eropa, di mana fosil gigi dan gading dari Siberia diperiksa oleh Hans Sloane pada tahun 1728.

    Hans Sloane ialah yang pertama yang menyadari bahwa bangkai itu milik gajah.

    Sloane beralih ke klarifikasi Bibel lain wacana keberadaan gajah di Kutub Utara, dengan menyatakan bahwa mereka telah terkubur selama Banjir Besar, dan bahwa Siberia sebelumnya ialah tempat tropis sebelum terjadi perubahan iklim yang dramatis.

    Pada tahun 1738, jago zoologi Jerman, Johann Philipp Breyne beropini bahwa fosil mammoth mewakili beberapa jenis gajah.

    Dia tidak sanggup menjelaskan mengapa seekor hewan sanggup ditemukan di area yang cuek mirip Siberia, dan menduga bahwa binatang-binatang itu mungkin dipindahkan ke sana oleh Banjir Besar.

    Pada tahun 1796, jago anatomi Prancis, Georges Cuvier menjadi orang pertama yang mengidentifikasi bangkai woolly mammoth bukan berasal dari gajah modern yang dipindahkan ke Kutub Utara, tetapi itu ialah spesies yang benar-benar baru.

    Dia beropini spesies ini telah punah dan tidak lagi hidup, sebuah konsep yang tidak diterima secara luas pada ketika itu.

    Setelah identifikasi Georges Cuvier, pada tahun 1799, naturalis Jerman, Johann Friedrich Blumenbach memberi woolly mammoth nama ilmiah, Elephas primigenius, menempatkannya dalam genus yang sama dengan gajah Asia. Nama ini ialah bahasa Latin untuk "gajah pertama".

    Pada tahun 1828, naturalis Inggris, Joshua Brookes memakai nama Mammuthus borealis untuk fosil woolly mammoth dalam koleksi yang ia jual, sehingga membuat nama genus yang baru.

    Tidak terang dari mana dan bagaimana nama "mammoth" berasal.

    Menurut Oxford English Dictionary, nama itu berasal dari kata Vogul lama mēmoŋt "earth-horn". Ini mungkin menjadi mehemot, versi Arab dari kata Bibel "behemoth".

    Kemungkinan lain berasal dari Estonia, di mana maa berarti "earth" (bumi/tanah), dan mutt berarti "mole" (tikus tanah).

    Kata ini pertama kali dipakai di Eropa pada awal masa ke-17, ketika merujuk pada gading maimanto yang ditemukan di Siberia.

    Presiden Amerika Thomas Jefferson, yang mempunyai minat besar dalam paleontologi, sebagian bertanggung jawab untuk mengubah kata mammoth dari kata benda yang menggambarkan gajah prasejarah menjadi kata sifat yang menggambarkan benda berukuran sangat besar.

    Pada awal masa ke-20, taksonomi gajah yang punah menjadi kompleks. Taksonomi mammoth disederhanakan oleh banyak sekali penelitian dari tahun 1970an dan banyak perbedaan yang diusulkan antar spesies malah ditafsirkan sebagai variasi intraspesifik.

  • Evolusi woolly mammoth

  • Anggota paling awal yang diketahui dari Proboscidea (ordo taksonomi yang terdiri dari satu famili yang masih hidup dari Elephantiae dan beberapa famili yang sudah puna, ordo yang mencakup mamalia bergading), ada sekitar 55 juta tahun yang kemudian di sekitar Laut Tethys.

    Kerabat terdekat yang diketahui dari Proboscidea ialah sirenia (dugong dan manatee) dan hyrax (ordo mamalia herbivora kecil).

    Hyrax, mempunyai kekerabatan paling bersahabat dengan gajah

    Keluarga Elephantidae ada sekitar enam juta tahun yang kemudian di Afrika, termasuk gajah modern dan mammoth.


    Di antara banyak klade yang kini punah, mastodon (Mammut) merupakan kerabat jauh dari mammoth, dan penggalan dari keluarga yang terpisah dari Mammutidae, berbeda 25 juta tahun sebelum mammoth berevolusi.

    Meski ukuran dan penampilannya mirip dengan gajah dan mammoth,
    Mastodon tidak benar-benar berkerabat bersahabat dengan keduanya

    Pada tahun 2005, para peneliti menyusun profil genom mitokondria lengkap dari woolly mammoth, yang memungkinan mereka untuk melacak kekerabatan evolusi erat antara mammoth dan gajah Asia (Elephas maximus).

    Pada tahun 2008, sebagian besar kromosom DNA woolly mammoth dipetakan dan analisis memperlihatkan bahwa woolly mammoth dan gajah Asia ialah identik 98.55% hingga 99.40%.

    Studi tahun 2010 mengonfirmasi kekerabatan ini, dan menyarankan garis keturunan mammoth dan gajah Asia berbeda 5,8 hingga 7,8 juta tahun yang lalu, sementara gajah Afrika berbeda dari leluhur bersama sebelumnya, 6,6 hingga 8,8 juta tahun yang lalu.


    Sebuah ulasan DNA tahun 2015 kemudian mengonfirmasi gajah Asia sebagai kerabat terdekat yang hidup dari woolly mammoth.


    Anggota pertama yang diketahui dari genus Mammuthus ialah spesies Afrika Mammuthus subplanifrons dari Pliocene, dan M. africanavus dari Pleistocene.

    Mammuthus subplanifrons

    Yang pertama dianggap sebagai nenek moyang dari bentuk yang akan datang. Mammoth memasuki Eropa sekitar 3 juta tahun yang lalu.

    Spesies mammoth sanggup diidentifikasi dari jumlah punggungan enamel pada molar mereka. Spesies primitif mempunyai beberapa punggungan, dan jumlahnya meningkat secara sedikit demi sedikit ketika spesies gres berevolusi untuk memakan lebih banyak materi masakan yang abrasif.

    Mammoth Eropa paling awal berjulukan M. rumanus, menyebar ke seluruh Eropa dan Cina. Hanya molar-molarnya yang diketahui, yang memperlihatkan bahwa ia mempunyai 8 hingga 10 punggungan enamel.


    Sebuah populasi berevolusi, mempunyai 12 hingga 14 punggungan, memisahkan diri dari, dan mengganti jenis sebelumnya, menjadi M. meridionalis, sekitar 2 hingga 1,7 juta tahun yang lalu.


    Pada gilirannya, spesies ini digantikan oleh steppe mammoth (M. trogontherii) dengan 18 hingga 20 punggungan, yang berevolusi di Asia Timur sekitar 1 juta tahun yang lalu.


    Columbian mammoth berevolusi dari populasi M. trogontherii sehabis melintasi Selat Bering dan memasuki Amerika Utara sekitar 1,5 juta tahun yang lalu; mempertahankan jumlah yang sama dari punggungan enamel.

    Columbian mammoth

    Mammoth yang berasal dari M. trogontherii berevolusi dengan 26 punggungan sekitar 400.000 tahun yang kemudian di Siberia dan menjadi woolly mammoth. Woolly mammoth memasuki Amerika Utara sekitar 100.000 tahun yang lalu.


    Gajah Asia mempunyai sejumlah variabel punggungan enamel yang merupakan penengah antara mammoth Columbian/steppe dan woolly mammoth.

    Sebuah studi genetik di tahun 2011 memperlihatkan bahwa dua spesimen yang diperiksa dari Columbian mammoth dikelompokkan dalam subclade woolly mammoth. Ini menyarankan bahwa dua populasi itu kawin dan menghasilkan keturunan yang subur.

    Jenis Amerika Utara yang sebelumnya disebut M. jeffersonii mungkin ialah bibit unggul di antara kedua spesies.

    M. jeffersonii

    Studi tahun 2015 menyarankan bahwa hewan dalam kisaran di mana M. columbi dan M. primigenius saling tumpang tindih, membentuk metapopulasi bibit unggul dengan morfologi yang bervariasi.


    Studi juga menyarankan bahwa M. primigenius Eurasia mempunyai kekerabatan yang mirip dengan M. trogontherii, di kawasan di mana area mereka tumpang tindih.

  • Gambaran woolly mammoth

  • Penampilan woolly mammoth mungkin ialah yang paling terkenal dari hewan prasejarah lantaran banyak spesimen yang membeku dengan jaringan lunak yang terawetkan dan telah digambarkan oleh insan dalam karya seni mereka.


    Woolly mammoth berukuran kira-kira seukuran gajah Afrika modern.

    Tinggi pundak jantan mencapai 2,7 dan 3,4 meter dengan berat 6,6 ton pendek, betina mencapai 2,6 - 2,9 meter dengan berat 4,4 ton pendek, sementara untuk anak yang gres lahir beratnya sekitar 90 kg.


    Woolly mammoth menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan cuek selama zaman es terakhir lantaran mereka ditutupi oleh lapisan bulu yang menutupi seluruh tubuhnya.

    Adaptasi lain terhadap cuaca cuek termasuk indera pendengaran yang jauh lebih kecil dari gajah modern, panjangnya sekitar 38 cm dan lebar 18-28 cm.


    Telinga berukuran kecil mempunyai kegunaan untuk mengurangi kehilangan panas dan frostbite (kondisi di mana jaringan badan membeku dan rusak oleh paparan suhu rendah/dingin), dan ekor pendek juga mempunyai fungsi yang sama, ekor itu hanya berukuran 36 cm di spesimen "Berezovka mammoth".

    Ekor mereka mengandung 21 vertebrata, sedangkan ekor gajah modern mengandung 28 hingga 33. Kulit mereka tidak lebih tebal dari gajah modern, setebal antara 1,25 dan 2,5 cm.

    Mereka mempunyai lapisan lemak setebal hingga 10 cm di bawah kulit yang membantu menjaga mereka tetap hangat.

    Woolly mammoth mempunyai lipatan kulit di bawah ekornya yang menutupi anus, dan ini juga terlihat pada gajah modern.

    Karakteristik yang digambarkan dalam lukisan gua termasuk kepala besar, tinggi, yang berkubah besar dan punggung miring dengan punuk pundak tinggi. Ciri ini tidak ada pada gajah remaja, yang mempunyai punggung cembung sepeti gajah Asia.


    Ciri lain yang ditunjukkan dalam lukisan gua dikonfirmasi oleh inovasi spesies yang membeku pada tahun 1924, ketika mammoth remaja yang dijuluki "Middle Kolyma mammoth", terawetkan dengan ujung belalai lengkap.

    Berbeda dengan lobus belalai gajah modern, "finger" pada ujung belalai mempunyai lobus panjang yang runcing dengan panjang 10 cm, sedangkan "thumb" bawahnya 5 cm dan lebih luas.


    Belalai yang terpelihara dengan baik dari spesimen remaja berjulukan "Yuka" digambarkan pada tahun 2015, dan itu memperlihatkan ia mempunyai sepertiga ekspansi daging di atas ujungnya.

    Mammoth Yuka

    Daripada berbentuk oval, penggalan ini berbentuk elipsoid, dan berdiameter ganda. Ciri ini juga hadir di dua spesimen yang berbeda jenis kelamin dan usia.

  • Lapisan yang menutupi mammoth

  • Bulu woolly mammoth yang terawetkan ialah oranye-coklat, tetapi ini dipercaya sebagai hasil dari pemutihan pigmen selama terkubur. Jumlah pigmentasi bervariasi dari rambut ke rambut dan juga di setiap rambut.

    Sangat mungkin bahwa woolly mammoth berganti bulu secara musiman, dan bahwa bulu terberat dilepaskan selama demam isu semi.

    Karena bangkai mammoth lebih mungkin untuk terawetkan selama demam isu semi, ada kemungkinan bahwa hanya bulu demam isu cuek yang terawetkan dalam spesimen yang membeku.

  • Gading dan gigi woolly mammoth

  • Woolly mammoth mempunyai gading yang sangat panjang (gigi seri yang dimodifikasi), yang lebih melengkung daripada gajah modern.

    Gading jantan terbesar yang diketahui berukuran 4,2 meter dan sseberat 91 kg. Sementara untuk ukuran yang khas ialah antara 2,4 hingga 2,7 meter dengan berat 45 kg.

    Sepasang gading Woolly mammoth terbesar di dunia

    Gading betina lebih kecil dan lebih tipis, rata-rata 1,5 hingga 1,8 meter, dan berat mencapai 9 kg. Sekitar seperempat dari panjang gading itu berada dalam soket. Pertumbuhan gading ini terus berlanjut sepanjang hidup tetapi menjadi lebih lambat ketika mencapai usia dewasa.

    Woolly mammoth mempunyai empat gigi molar fungsional sekaligus, dua di rahang atas dan dua di rahang bawah.

    Seekor mammoth mempunyai enam set molar sepanjang hidup, yang diganti sebanyak lima hingga enam kali, meskipun beberapa spesimen dengan tujuh set molar telah diketahui.

    Fosil gigi woolly mammoth

    Woolly mammoth dianggap mempunyai gigi molar paling rumit dari gajah mana pun.

    Masalah kesehatan yang paling umum ditemukan pada fosil Woolly mammoth terlihat di mana beberapa memperlihatkan pergantian gigi yang terganggu, gigi didorong ke posisi abnormal, tetapi beberapa diketahui selamat dari duduk kasus ini.

    Spesimen gigi dari Inggris memperlihatkan bahwa 2% spesimen mempunyai penyakit periodontitis (infeksi gusi serius), dengan setengahnya mengandung karies (area gigi yang rusak dan menjadi lubang kecil). Gigi juga terkadang mempunyai pertumbuhan kanker.

  • Paleobiology woolly mammoth

  • Woolly mammoth remaja sanggup secara efektif mempertahankan dirinya sendiri dari pemangssa lantaran ukuran, belalai dan gading besar mereka, tetapi mammoth muda dan mammoth remaja yang lemah rentan terhadap pemburu yang berkelompok mirip serigala, hyena gua dan kucing besar.


    Gading juga mungkin telah dipakai untuk pertempuran antar spesies mirip pertempuran teritorial atau pertempuran lantaran pasangan. Tampilan gading besar dari jantan mungkin dipakai untuk menarik betina dan untuk mengintimidasi lawan.

    Karena bentuknya yang melengkung, gading itu tidak cocok untuk menusuk, tetapi mungkin telah dipakai untuk memukul, mirip yang ditunjukkan oleh cedera pada beberapa fosil tulang belikat.

    Bulu yang sangat panjang di ekornya mungkin dipakai sebagai pengusir hama atau lalat, mirip dengan ekor pada gajah modern.

    Seperti gajah modern, belalai yang sensitif dan berotot berfungsi sebagai organ dengan banyak fungsi, mirip untuk memanipulasi objek dan interaksi sosial.

    Kaki jantan remaja yang terawetkan dengan baik ialah "Yukagir mammoth", yang memperlihatkan bahwa telapak kaki berisi banyak retakan yang akan membantu dalam mencengkeram permukaan selama pergerakannya.

    Retakan pada kaki woolly mammoth Yuka

    Seperti gajah modern, woolly mammoth berdiri di ujung jarinya dengan tumit yang bertumpu pada alas lemak besar yang membuatnya terlihat mempunyai telapak kaki yang datar.


    Seperti yang terjadi pada gajah modern, woolly mammoth cenderung sangat sosial dan hidup dalam kelompok keluarga matriarki (dipimpin betina). Hal ini didukung oleh kumpulan fosil dan lukisan gua yang memperlihatkan mereka hidup berkelompok.

    Gajah modern sanggup membentuk kawanan besar, terkadang terdiri dari beberapa kelompok keluarga, dan kawanan ini sanggup berisi ribuan hewan yang bermigrasi bersama.

    Mammoth mungkin sering membentuk kawanan besar, lantaran hewan yang hidup di kawasan terbuka lebih mungkin hidup berkawanan daripada mereka yang hidup di kawasan berhutan.


    Jalur yang dibentuk oleh kawanan woolly mammoth, 11.300 hingga 11.000 tahun yang kemudian telah ditemukan di St. Mary Reservoir, Kanada, memperlihatkan bahwa dalam masalah ini, jumlah dewasa, sub-dewasa, dan remaja hampir sama. Mammoth remaja mempunyai langkah 2 meter dengan remaja yang berlari untuk mengikutinya.

    Jalur kawanan woolly mammoth
    di St. Mary Reservoir

    Woolly mammoth mungkin ialah keluarga Elephantidae yang paling terspesialisasikan.

    Mereka mempunyai lipopexia (penyimpanan lemak) di leher dan withers (terletak di antara tulang belikat seekor binatang), untuk saat-saat ketika ketersediaan masakan tidak mencukupi selama demam isu dingin, dan tiga molar pertama tumbuh lebih cepat daripada anak gajah modern.

    Seperti rusa kutub dan muskox, hemoglobin woolly mammoth diubahsuaikan dengan cucaca dingin, dengan tiga mutasi untuk meningkatkan pengiriman oksigen ke seluruh badan dan mencegah pembekuan. Ciri ini mungkin telah membantu mammoth hidup dalam garis lintang yang tinggi.

  • Makanan woolly mammoth

  • Woolly mammoth memakan terutama rumput dan sedges (teki-tekian), yang dilengkapi dengan tumbuhan herba, tumbuhan berbunga, semak, lumut, dan materi pohon. Mammoth membutuhkan masakan yang bervariasi untuk mendukung pertumbuhannya, mirip halnya gajah modern.

    Belalai dipakai untuk menarik rumput besar, memetik kuncup dan bunga, merobek daun dan cabang tempat pohon dan semak belukar.

    "Mammoth Yukagir" telah mencerna materi tumbuhan yang mengandung spora jamur. Analisis isotop memperlihatkan bahwa woolly mammoth memakan terutama pada tumbuhan C3, tidak mirip kuda dan badak.

    Para ilmuwan mengidentifikasi susu di perut dan feses di usus "mammoth Lyuba". Kotoran mungkin telah dimakan oleh "Lyuba" untuk mendorong pengembangan mikroba usus yang diharapkan untuk pencernaan vegetasi, mirip pada gajah modern.

    * (bayi gajah memakan kotoran ibu mereka untuk membantu bayi membangun komunitas basil yang sehat dan membantu pencernaan)

    Karena gajah modern sanggup mencapai usia 60 tahun, hal yang sama juga berlaku untuk woolly mammoth yang berukuran sama.

    Spesimen kepala beku yang paling terpelihara ialah "Yukagir mammoth", memperlihatkan bahwa mammoth mempunyai kelenjar temporal antara indera pendengaran dan mata.

    Ciri ini memperlihatkan bahwa, mirip gajah jantan, woolly mammoth jantan juga memasuki "musth", suatu keadaan pada gajah jantan yang muncul secara periodik ketika terjadi peningkatan hormon reproduktif secara signifikan.

    Kelenjar ini dipakai terutama oleh jantan untuk menghasilkan zat berminyak dengan aroma kuat (temporin.) Bulu mereka mungkin membantu membuatkan aroma menjadi lebih jauh.

    Pemeriksaan anak mammoth yang diawetkan memperlihatkan bahwa mereka semua dilahirkan selama demam isu semi dan demam isu panas, dan lantaran gajah modern mempunyai periode kehamilan 21-22 bulan, kemungkinan besar demam isu kawin ialah demam isu panas ke demam isu gugur.

  • Distribusi dan habitat woolly mammoth

  • Habitat woolly mammoth dikenal sebagai "mammoth steppe" atau "tundra steppe". Lingkungan ini membentang di Asia Utara, banyak penggalan Eropa, dan penggalan utara Amerika Utara selama zaman es terakhir.

    Habitat woolly mammoth juga mendukung herbivora lain mirip woolly rhinoceros (badak berbulu wol), kuda liar dan bison.


    Sebuah studi DNA pada tahun 2008 memperlihatkan ada dua kelompok woolly mammoth yang berbeda : Satu telah punah 45.000 tahun yang kemudian dan satu lagi menjadi punah 12.000 tahun yang lalu. Kedua kelompok ini cukup berbeda untuk dikategorikan sebagai subspesies.

    Kelompok sebelumnya yang menjadi punah tetap berada di tengah Kutub Utara yang tinggi, sementara kelompok kedua mempunyai jangkauan yang jauh lebih luas.

  • Hubungan woolly mammoth dengan manusia

  • Manusia hidup berdampingan dengan woolly mammoth selama periode Upper Paleolithic ketika insan memasuki Eropa dari Afrika antara 30.000 dan 40.000 tahun yang lalu.

    Sebelum ini, Neanderthals telah hidup berdampingan dengan mammoth selama Middle Paleolithic, dan sudah memakai tulang mammoth untuk membuat alat dan materi bangunan.


    Woolly mammoth sangat penting bagi insan zaman es, dan kelangsungan hidup insan mungkin bergantung pada mammoth di beberapa daerah. Bukti untuk hidup berdampingan tidak diakui hingga masa ke-19.

    Pada tahun 1864, Édouard Lartet menemukan tabrakan woolly mammoth pada sepotong gading mammoth di gua Abri de la Madeleine di Dordogne, France.

    Ukiran ialah bukti pertama yang diterima secara luas untuk insan yang hidup berdampingan dengan hewan prasejarah yang telah punah dan merupakan penggambaran kontemporer dari makhluk yang dikenal oleh ilmu pengetahuan modern.

    Woolly mammoth ialah hewan ketiga yang paling banyak digambarkan dalam seni zaman es, sehabis kuda dan bison, dan gambar-gambar ini dibentuk antara 35.000 dan 11.500 tahun yang lalu.

    Seni gua yang memperlihatkan woolly mammoth dari Gua Rouffignac, Prancis

    Penggambaran kuda di Gua Lascaux, Prancis

    Penggambaran Bison di Gua Altamira, Spanyol

    Saat ini, lebih dari lima ratus penggambaran woolly mammoth telah diketahui, mulai dari lukisan gua dan tabrakan dinding di 46 gua di Rusia, Prancis dan Spanyol, hingga tabrakan dan patung yang terbuat dari gading, tanduk, kerikil dan tulang.

  • Eksploitasi woolly mammoth

  • Tulang woolly mammoth dipakai sebagai materi konstruksi untuk tempat tinggal oleh Neanderthals dan insan modern selama zaman es terakhir. Lebih dari 70 tempat tinggal mirip itu diketahui terutama di Dataran Rusia.

    Tulang besar dipakai sebagai fondasi untuk gubuk berbentuk lingkaran, gading untuk pintu masuk, dan atapnya mungkin dari kulit yang ditahan oleh tulang atau gading.

    Beberapa gubuk mempunyai tempat perapian yang memakai tulang sebagai materi bakar, mungkin lantaran kayu pada ketika itu terbilang langka.

    Rekonstruksi gubuk dari tulang menurut temuan di Mezhyrich

    Ada kemungkinan bahwa beberapa tulang yang dipakai untuk materi bakar berasal dari mammoth yang dibunuh oleh manusia.

    Namun, menurut keadaan tulang, dan fakta bahwa tulang yang dipakai bervariasi menurut ribuan tahun, memperlihatkan bahwa mereka mengumpulkan sisa-sisa dari hewan yang sudah lama mati.

    Tulang woolly mammoth dibentuk menjadi banyak sekali alat, perabot, dan alat musik. Tulang besar, mirip tulang belikat juga dipakai untuk menutupi badan insan yang mati ketika penguburan.

    Gading woolly mammoth dipakai untuk membuat benda seni. Beberapa Patung Venus, termasuk Venus of Brassempouy dan Venus of Lespugue, dibentuk dari materi ini.

    Venus of Brassempouy

    Venus of Lespugue

    Senjata yang dibentuk dari gading woolly mammoth, mirip belati, tombak, dan bumerang juga telah diketahui.

    Untuk sanggup mengolah gading, gading besar harus dipotong, dipahat, dan dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga lebih gampang untuk diatur. Beberapa artefak gading memperlihatkan bahwa gading itu telah diluruskan, dan tidak diketahui bagaimana mereka sanggup melaksanakan ini.

    Beberapa spesimen woolly mammoth memperlihatkan bukti telah dibunuh oleh manusia, yang ditunjukkan dengan patahan, bekas luka, dan berkaitan dengan peralatan batu.


    Tidak diketahui berapa banyak insan prasejarah yang bergantung pada daging woolly mammoth, lantaran ada banyak herbivora besar lainnya yang tersedia pada ketika itu. Banyak bangkai mammoth mungkin diambil oleh insan daripada diburu


    Beberapa lukisan gua memperlihatkan woolly mammoth dalam struktur yang ditafsirkan sebagai perangkap jebakan.


    Spesimen Siberia dengan ujung tombak yang tertanam di tulang belikatnya memperlihatkan bahwa tombak telah dilemparkan ke arah hewan itu dengan kekuatan besar.

    Spesimen dari zaman Mousterian di Italia memperlihatkan bukti perburuan memakai tombak oleh Neanderthals.


    Spesimen remaja "Yuka" ialah mammoth beku pertama dengan bukti interaksi manusia. Bukti memperlihatkan mammoth ini telah dibunuh oleh predator besar, kemudian diambil oleh insan tak lama sehabis itu, kemudian beberapa tulangnya telah dihilangkan, dan ditemukan di dekatnya.

    Sebuah situs di bersahabat Sungai Yana di Siberia telah mengungkapkan beberapa spesimen dengan bukti perburuan manusia, tetapi temuan itu ditafsirkan bahwa binatang-binatang itu tidak diburu secara intensif, tetapi mungkin diburu ketika gading diperlukan.

    Dua woolly mammoth dari Wisconsin, "Schaefer mammoth" dan "Hebior mammoth", memperlihatkan bukti telah dibunuh oleh Palaeoamericans (orang pertama yang masuk dan kemudian mendiami Amerika selama periode glasial final dari periode Pleistocene akhir).


  • Kepunahan woolly mammoth

  • Sebagian besar populasi woolly mammoth menghilang selama final Pleistocene dan awal Holocene, berdampingan bersama dengan sebagian besar megafauna Pleistocene (termasuk Columbian mammoth).

    Kepunahan ini merupakan penggalan dari bencana kepunahan Kuarter (Quaternary extinction event), dimulai 40.000 tahun yang kemudian dan memuncak antara 14.000 dan 11.500 tahun yang lalu.


    Para ilmuwan menjadi terbagi mengenai apakah perburuan atau perubahan iklim yang mengakibatkan penyusutan habitatnya sehingga mengakibatkan kepunahan woolly mammoth, atau apakah itu lantaran adonan keduanya.

    Apa pun penyebabnya, mamalia besar umumnya lebih rentan daripada mamalia kecil lantaran ukuran populasi yang lebih kecil dan tingkat reproduksi yang rendah.

    Populasi woolly mammoth yang berbeda tidak mati secara bersamaan, tetapi menjadi punah secara sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu. Sebagian besar menghilang antara 14.000 dan 10.000 yang lalu.

    Populasi daratan terakhir berada di Kyttyk Peninsula di Siberia, 9.650 tahun yang lalu.

    Populasi kecil woolly mammoth bertahan di St. Paul Island, Alaska, hingga Holocene, dengan tanggal kepunahan 5.600 tahun yang lalu.

    Woolly mammoth St. Paul Island

    Populasi terakhir yang diketahui masih bertahan berada di Wrangel Island, Samudera Arktik hingga 4.000 tahun yang lalu, ke awal peradaban insan dan bersamaan dengan pembangunan Piramida Besar Mesir Kuno.

    Bukti genetik kemudian memperlihatkan bahwa kepunahan populasi final ini ialah mendadak, bukan puncak dari penurunan yang terjadi secara bertahap.

    Hilangnya mammoth bertepatan kira-kira dengan adanya bukti pertama insan di pulau itu.

    Woolly mammoth Beringia timur (modern Alaska dan Yukon) juga mati sekitar 13.300 tahun yang lalu, segera (sekitar 1.000 tahun) sehabis kemunculan pertama insan di area itu, yang sejajar dengan nasib semua Proboscidea Pleistocene (mammoth, gomphotheriidae dan mastodon), juga dengan sebagian besar sisa megafauna Amerika.

    Sebaliknya, populasi mammoth di St. Paul Island sepertinya mati sebelum kedatangan insan lantaran penyusutan habitat akhir kenaikan permukaan air maritim pasca zaman es.

    Perubahan iklim menyusutkan habitat mammoth dari 7,700,000 km2 (42.000 tahun yang lalu) ke 800,000 km2 (6.000 tahun yang lalu).

    Woolly mammoth selamat dari hilangnya habitat yang bahkan lebih besar pada final Saale glaciation (125.000 tahun yang lalu), dan kemungkinan insan memburu populasi yang tersisa.

    Teori yang paling terkenal ialah bahwa insan prasejarah memburu mereka dalam jumlah yang banyak. Teori lainnya menyalahkan iklim bumi yang menjadi terlalu hangat, sehingga kuat terhadap pembiasaan mereka, mengakibatkan mereka menuju kepunahan.


    Ada kemungkinan bahwa kepunahan woolly mammoth disebabkan oleh kombinasi dari perburuan berlebih yang dilakukan oleh insan prasejarah dan terjadinya pemanasan iklim yang mengakibatkan dataran berumput tempat mereka makan menjadi menghilang.

  • Spesimen fosil woolly mammoth

  • Fosil woolly mammoth telah ditemukan di banyak sekali jenis endapan, termasuk bekas sungai dan danau, dan juga di "Doggerland" di Laut Utara, yang terkadang mengering selama zaman es. Fosil mirip itu biasanya terpisah dan tidak mengandung jaringan lunak.

    Timbunan dari bangkai gajah modern telah disebut "elephants' graveyards", lantaran situs-situs ini secara keliru dianggap sebagai tempat gajah renta pergi untuk mati.

    Timbunan serupa dari tulang woolly mammoth telah ditemukan : Diperkirakan ini ialah hasil dari individu yang mati di bersahabat atau di sungai selama ribuan tahun, dan tulang-tulang ini disatukan oleh pemikiran sungai.

    Beberapa timbunan juga dianggap sebagai bangkai dari kawanan yang mati bersama pada ketika yang sama, mungkin lantaran bencana banjir.

    Jebakan alami, mirip lubang kettle, lubang runtuhan atau sinkhole, serta lumpur, juga telah menjebak mammoth dalam bencana yang terpisah dari waktu ke waktu.

    Selain dari bangkai yang membeku, jaringan lunak yang diketahui berasal dari spesimen yang terawetkan di petroleum seep (tempat rembesan minyak bumi) di Starunia, Polania. Bangkai woolly mammoth yang membeku juga telah ditemukan di penggalan utara Siberia dan Alaska.

    Bangkai semacam itu sebagian besar ditemukan di permafrost (tanah yang berada di titik beku pada suhu 0 °C) Lingkaran Arktik

    Sebagian besar spesimen telah terdegradasi sebagian sebelum ditemukan, lantaran paparan atau telah terambil. "Mumifikasi alami" ini mengharuskan hewan untuk dikubur dengan cepat dalam cairan atau semi-padat mirip endapan lumpur, lumpur dan air es, yang kemudian membeku.

    Adanya makan yang tidak tercerna di lambung dan biji polong yang masih berada di ekspresi banyak spesimen, memperlihatkan tidak ada kelaparan atau paparan yang terjadi.

    Binatang-binatang ini mungkin telah jatuh ke kolam-kolam kecil atau lubang, sehingga menenggelamkan mereka. Banyak yang diketahui telah terbunuh di sungai, dan mungkin tersapu oleh banjir.


    Di satu lokasi, di bersahabat Sungai Berelekh, Yakutia, Siberia, lebih dari 8.000 tulang dari setidaknya 140 mammoth telah ditemukan di satu tempat, sepertinya mereka telah tersapu oleh arus air.

  • Spesimen woolly mammoth yang membeku dan terawetkan

  • Antara tahun 1692 dan 1806, hanya empat deskripsi mammoth beku yang diterbitkan di Eropa. Tak satu pun dari keempat ini terawetkan, dan tidak ada kerangka lengkap yang ditemukan selama waktu itu.

    Sementara bangkai woolly mammoth yang membeku telah digali oleh orang Eropa pada awal tahun 1728, spesimen pertama yang sepenuhnya didokumentasikan ditemukan di delta Sungai Lena pada tahun 1799 oleh seorang pemburu Siberia berjulukan Ossip Schumachov. Ossip Schumachov membiarkannya mencair hingga beliau sanggup mengambil gadingnya untuk dijual ke perdagangan gading.

    Pada tahun 1806 di Yakutsk, Michael Friedrich Adams mendengar wacana mammoth yang membeku. Dia mendatangi lokasi dan menemukan bahwa hewan liar telah memakan sebagian besar organ dan daging mammoth tersebut, termasuk belalainya.

    Adams menyidik dan menyadari bahwa bangkai yang tersisa itu ialah mammoth paling lengkap yang ditemukan pada ketika itu.

    Salinan penafsiran bangkai "Adams mammoth" sekitar tahun 1800
    dengan goresan pena tangan Johann Friedrich Blumenbach

    Adams kemudian menemukan kembali seluruh kerangka, namun tidak dengan gadingnya dikarenakan telah dijual Shumachov. Selama perjalanan kembalinya, beliau membeli sepasang gading yang ia yakini ialah yang dijual Shumachov.

    Adams membawanya ke Zoological Museum of the Zoological Institute of the Russian Academy of Sciences, dan kiprah pemasangan kerangka itu diberikan kepada Wilhelm Gottlieb Tilesius.

    Kunstkamera (museum yang didirikan oleh Peter the Great), berisi kerangka gajah India yang sanggup dipakai sebagai acuan pemasangan kerangka tersebut.

    Ini ialah salah satu upaya pertama untuk merekonstruksi kerangka hewan yang sudah punah. Sebagian besar rekonstruksi itu benar, namun Tilesius menempatkan setiap gading di soket yang berlawanan, sehingga gading itu melengkung ke luar, bukan ke dalam.

    "Adams mammoth" di ekspo Vienna

    Kesalahan itu tidak diperbaiki hingga tahun 1899, dan penempatan gading mammoth yang benar masih menjadi materi perdebatan di masa ke-20.

    Penggalian "Berezovka mammoth" 1901 ialah yang terbaik yang didokumentasikan dari inovasi awal yang ditemukan di Sungai Berezovka Siberia, dan pihak berwenang Rusia membiayai penggalian tersebut.

    Kepalanya terbuka dan dagingnya sudah terambil. Berezovka mammoth masih mempunyai rumput di antara giginya dan di lidahnya, memperlihatkan bahwa hewan itu telah mati mendadak.

    Berezovka mammoth

    Seluruh ekspedisi membutuhkan waktu 10 bulan, dan spesimen ini harus dipotong-potong sebelum sanggup diangkut ke St. Petersburg. Mammoth itu diidentifikasi sebagai jantan berusia 35-40 tahun, mati 35.000 tahun yang lalu, dan salah satu bahunya patah, mungkin terjadi ketika ia jatuh ke sebuah celah.

    Pada tahun 1929, bangkai 34 mammoth dengan jaringan lunak yang membeku (kulit, daging, atau organ) telah didokumentasikan. Hanya empat yang relatif lengkap.

    Sejak ketika itu, lebih banyak ditemukan. Sebagian besar kasusnya, daging telah memperlihatkan gejala pembusukan sebelum membeku dan kemudian mengering.

    Sejak tahun 1860, pihak berwenang Rusia telah memperlihatkan hadiah hingga ₽1000 untuk temuan bangkai woolly mammoth beku.

    Spesimen beku paling terkenal ditemukan pada tahun 1948, berasal dari Alaska, dan dijuluki "Effie". Spesimen berusia sekitar 25.000 tahun ini terdiri dari kepala, belalai, dan kaki.

    Effie

    Pada tahun 1977, bangkai woolly mammoth berusia 7-8 bulan yang terawat dengan baik berjulukan "Dima" ditemukan di bersahabat anak Sunai Kolyma di Siberia timur laut. Spesimen ini mempunyai berat sekitar 100 kg, tinggi 104 cm dan panjang 115 cm.

    Dima

    Penanggalan radiokarbon memilih bahwa "Dima" mati sekitar 40.000 tahun yang lalu. Organ internalnya mirip dengan gajah modern tetapi telinganya berukuran hanya sepersepuluh dari ukuran gajah Afrika yang berusia sama.

    Mammoth remaja yang kurang lengkap, berjulukan "Mascha", ditemukan di Yamal Peninsula pada tahun 1988, berusia 3-4 bulan, dan laserasi (luka berupa robekan) pada kaki kanannya mungkin menjadi penyebab kematiannya. Ini ialah mammoth beku paling barat yang telah ditemukan.

    Mascha

    Pada tahun 1997, sepotong gading mammoth ditemukan menonjol di tundra Taymyr Peninsula di Siberia, Rusia.

    Pada tahun 1999, bangkai berusia 20.380 tahun dan seberat 25 ton dengan endapan di sekitarnya diangkut oleh helikopter pengangkut Mi-26 ke gua es di Khatanga.

    Spesimen ini dijuluki "Jarkov mammoth". Pada Oktober tahun 2000, operasi pencairan yang hati-hati di gua ini dimulai memakai pengering rambut untuk menjaga rambut dan jaringan lunak lainnya tetap utuh.

    Jarkov mammoth

    Pada tahun 2002, bangkai yang terawetkan dengan baik ditemukan di bersahabat Sungai Maxunuokha di Yakutia utara, ditemukan selama tiga penggalian.

    Ini ialah spesimen jantan dewasa, "Yukagir mammoth", dan diperkirakan hidup sekitar 18.560 tahun yang lalu, dengan tinggi pundak 2,8 meter dan berat antara 4 dan 5 ton.

    Ini ialah salah satu mammoth yang paling terawetkan dengan baik yang pernah ditemukan lantaran kepalanya hampir lengkap, tertutup kulit, tetapi tanpa belalai. Beberapa sisa postkranium juga ditemukan, dengan beberapa jaringan lunaknya.

    Yukagir mammoth, spesimen woolly mammoth jantan remaja yang
    ditemukan pada tahun 2002 dan dianggap sebagai inovasi luar biasa

    Pada tahun 2007, bangkai betina berusia satu bulan berjulukan "Lyuba" ditemukan di bersahabat Sungai Yuribey, sehabis terkubur selama 41.800 tahun. Bangkai itu mempunyai tinggi 85 cm, panjang 130 cm dan berat 50 kg.

    Pada ketika ditemukan, mata dan belalainya utuh, dan terdapat beberapa bulu yang tersisa di tubuhnya. Organ dan kulitnya juga sangat terawat.

    Lyuba

    "Lyuba" diyakini telah mati lemas oleh lumpur di sungai yang dilintasi oleh kawanannya.

    Setelah mati, tubuhnya mungkin dikerumuni oleh basil yang menghasilkan asam laktat, yang "mengasamkan", mengawetkan mammoth itu dalam kondisi hampir murni.

    Pada tahun 2012, mammoth remaja ditemukan di Siberia dengan tanda potongan buatan manusia. Para ilmuwan memperkirakan usia ketika kematiannya sekitar 2,5 tahun dan menjulukinya "Yuka".

    Yuka mammoth

    Tengkorak dan panggulnya telah lepas sebelum ditemukan di dekatnya. Setelah ditemukan, kulit "Yuka" dipersiapkan untuk taksidermi.

    Temuan mammoth lain dilaporkan pada Oktober tahun 2012, ketika bangkai berusia 30.000 tahun digali di semenanjung Taymyr. Secara resmi dikenal sebagai mammoth Sopkarga, dan dijuluki "Zhenya".

    Sopkarga mammoth

    Pada tahun 2013, bangkai yang terawetkan dengan baik ditemukan di Maly Lyakhovsky Island, salah satu pulau di kepulauan New Siberian Islands, dari betina berusia antara 50 dan 60 tahun.

    Maly Lyakhovsky Island mammoth

    Bangkai itu mengandung jaringan otot yang terpelihara dengan baik, dan ketika dipindahkan dari es, darah cair tumpah dari rongga perutnya. Para penemu menafsirkan ini sebagai indikasi bahwa darah woolly mammoth mempunyai sifat anti beku.

  • Menciptakan kembali spesies mammoth

  • Keberadaan sisa-sisa jaringan lunak beku dari DNA woolly mammoth telah memunculkan gagasan bahwa spesies ini sanggup diciptakan kembali dengan cara ilmiah. Beberapa metode telah diajukan untuk mencapai hal ini.

    Metode pertama ialah kloning. Kloning akan melibatkan abolisi nukleus yang mengandung DNA dar sel telur gajah betina dan diganti dengan nukleus dari jaringan woolly mammoth, sebuah proses yang disebut somatic cell nuclear transfer.

    Akira Iritani, di Kyoto University Japan, dilaporkan berencana melaksanakan ini. Sel kemudian akan distimulasikan menjadi pembelahan, memisah, dan ditanamkan pada gajah betina. Hasilnya ialah anak gajah yang akan mempunyai gen woolly mammoth.

    Namun, belum ada yang menemukan sel mammoth yang layak, dan sebagian besar ilmuwan mencurigai bahwa ada sel hidup yang sanggup bertahan hidup dalam pembekuan di tundra. Karena kondisi pengawetannya, DNA mammoth beku telah memburuk secara signifikan.

    Metode kedua melibatkan inseminasi buatan dari sel telur gajah dengan sel sperma dari bangkai woolly mammoth yang beku.

    Keturunan yang dihasilkan akan menjadi bibit unggul gajah-mammoth, dan proses ini harus diulang sehingga lebih banyak bibit unggul sanggup dipakai dalam perkembang-biakan. Setelah beberapa generasi mengembangbiakkan bibit unggul ini, woolly mammoth hampir murni akan diproduksi.

    Dalam satu kasus, persilangan antara seekor gajah Asia dan seekor gajah Afrika menghasilkan seekor anak berjulukan Motty, tetapi mati lantaran cacat pada usia kurang dari 2 minggu.

    Anak gajah berjulukan Motty (satu-satunya bibit unggul yang telah
    terbukti antara gajah Asia dan gajah Afrika)

    Fakta bahwa sel-sel sperma mamalia modern sanggup bertahan paling lama selama 15 tahun sehabis pembekuan, membuat metode ini mustahil dilakukan.

    Pada April 2015, para ilmuwan Swedia menerbitkan genom lengkap (termasuk urutan nuclear DNA) woolly mammoth. Beberapa proyek sedang diupayakan untuk secara sedikit demi sedikit mengganti gen dalam sel gajah dengan gen mammoth.

    Salah satu proyek semacam ini berasal dari jago genetika Harvard University, George M. Church, yang dibiayai oleh Long Now Foundation, dalam upaya membuat bibit unggul mammoth-gajah memakai DNA dari bangkai mammoth beku.

    Menurut para peneliti, mammoth tidak sanggup diciptakan, tetapi nantinya mereka akan mencoba untuk menumbuhkan gajah bibit unggul dengan beberapa sifat woolly mammoth dalam "rahim buatan".

    Tim Harvard University berusaha untuk mempelajari karakteristik hewan secara in vitro dengan mengganti atau editing beberapa gen mammoth tertentu ke dalam sel kulit gajah Asia yang disebut fibroblasts, yang berpotensi menjadi sel induk embrionik.

    Pada Maret 2015 dan memakai teknik editing DNA CRISPR baru, tim Church mempunyai beberapa gen woolly mammoth ke dalam genom gajah Asia. Berfokus pada resistensi dingin, gen targetnya ialah untuk ukuran indera pendengaran eksternal, lemak, hemoglobin dan ciri rambut.

    Pada Februari 2017, tim Church telah membuat 45 pergantian genom gajah dan sejauh ini mereka hanya berfokus pada sel tunggal.

    Proyek Genom mammoth di Pennsylvania State University juga meneliti modifikasi DNA gajah Affrika untuk membuat bibit unggul gajah-mammoth.

    Jika embrio bibit unggul yang layak sanggup didapatkan melalui mekanisme editing gen, memungkinkan untuk menanamkannya ke gajah Asia betina yang bertempat di kebun binatang, tetapi dengan pengetahuan dan teknologi ketika ini, tidak diketahui apakah embrio bibit unggul sanggup melalui periode kehamilan dua tahun.

    Jika ada metode yang berhasil, ada tawaran untuk memperkenalkan bibit unggul ini ke suaka margasatwa di Siberia, yang disebut Pleistocene Park.

    Beberapa jago biologi mempertanyakan etika dari upaya tempat semacam itu :

    *) Selain duduk kasus teknis, tidak banyak habitat tersisa yang cocok untuk ditempati bibit unggul gajah-mammoth.

    *) Karena kedua spesies (gajah dan mammoth) bersifat sosial dan suka berteman, membuat beberapa spesimen tidak akan ideal.

    *) Waktu dan sumber daya yang dibutuhkan akan sangat besar, dan manfaat ilmiahnya tidak jelas, memperlihatkan bahwa sumber daya ini seharusnya dipakai untuk melestarikan spesies gajah yang masih ada.

    *) Etika memakai gajah sebagai ibu pengganti dalam upaya hibridisasi juga dipertanyakan, lantaran sebagian besar embrio tidak akan bertahan, dan mustahil untuk mengetahui kebutuhan niscaya dari anak bibit unggul gajah-mammoth.

  • Woolly mammoth dalam Budaya

  • Woolly mammoth tetap mempunyai imbas yang penting sehabis kepunahannya. Penduduk orisinil Siberia telah lama menemukan apa yang dikenal sebagai bangkai woolly mammoth, dan mengumpulkan gading untuk diperjualbelikan.

    Penduduk orisinil Siberia percaya bangkai woolly mammoth ialah hewan mirip tikus tanah raksasa yang hidup di bawah tanah dan mati ketika menggali ke permukaan.

    Gading woolly mammoth telah menjadi barang dagang di Asia jauh sebelum orang-orang Eropa mengenalnya.

    Güyük, Khan dari bangsa Mongol masa ke-13, dianggap telah duduk di atas takhta yang terbuat dari gading raksasa.

    Terinspirasi dari konsep penduduk orisinil Siberia wacana mammoth ialah makhluk bawah tanah, mammoth dicatat dalam ensiklopeia farmasi Cina, Ben Cao Gangmu, yin shu, berarti "tikus yang bersembunyi".

    Banyak kisah wacana daging woolly mammoth beku yang sanggup dikonsumsi sehabis dicairkan, terutama dari "Berezovka mammoth", tetapi sebagian besar meragukannya.

    Dalam banyak masalah bangkai busuk, munculnya bacin yang begitu tak tertahankan membuat hanya pemulung liar dan anjing yang menyertai para pencari yang memperlihatkan minat terhadap daging tersebut.

    Tampaknya daging semacam itu pernah direkomendasikan untuk melawan penyakit di Cina, dan penduduk orisinil Siberia terkadang memasak bangkai daging beku yang mereka temukan.

  • Dugaan woolly mammoth yang masih bertahan hidup

  • Meski secara umum woolly mammoth sudah diterima telah punah, ada klaim bahwa woolly mammoth bahwasanya belum punah, dan bahwa kawanan kecil yang terisolasi masih bertahan hidup di kawasan tepencil tundra yang luas dan jarang dihuni di belahan Bumi utara.

    Setelah sebelumnya dianggap sebagai makhluk legendaris, woolly mammoth bahkan tidak diidentifikasikan sebagai spesies yang telah punah hingga tahun 1970an.

    Banyak suku Indian orisinil Amerika telah menceritakan kisah-kisah yang berafiliasi dengan mammoth ini.

    Suku Algonkian Timur Laut menceritakan wacana "Great Moose" dengan sejenis tungkai yang tumbuh di antara bahu, dan kaki kelima dipakai untuk menyiapkan tempat tidurnya. Sedangkan Naskapi dari Labrador timur maritim mengetahui wacana monster dengan hidung panjang yang dipakai untuk memukul orang.

    Pada The Portland Press (Maine) edisi 28 November 1896, sebuah kisah muncul wacana Kolonel C. F. Fowler yang bekerja dengan Alaskan Fur and Commercial company.

    Selama perdagangan dengan penduduk suku orisinil Amerika, beliau sepertinya menemukan beberapa gading aneh yang asing, yang gres saja diburu. Ketika beliau bertanya kepada penduduk orisinil mengenai gading itu, mereka kemudian menggambarkan makhluk yang mereka buru, dan deskripsinya secara mengejutkan cocok dengan mastodon yang telah lama punah.


    Pada masa ke-19, beberapa laporan dari "binatang buas berbulu besar" yang berkeliaran di wilayah tundra, diserahkan kepada pihak berwenang Rusia oleh suku Siberia, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang pernah ditemukan.

    Pada tahun 1946, M. Gallon menyampaikan bahwa di tahun 1920 beliau bertemu dengan pemburu Rusia yang mengklaim telah melihat gajah raksasa "berbulu" jauh ke dalam taiga. Gallon menambahkan bahwa orang Rusia itu belum pernah mendengar wacana mammoth sebelumnya.

    Pada final masa ke-19, ada rumor wacana mammoth yang masih hidup di Alaska.

    Pada tahun 1917, spesialis etnologi mencatat tradisi mereka dari :

    "Jenis hewan berukuran sangat besar yang berkeliaran di negara itu semenjak lama. (Binatang) itu agak mirip gambar gajah yang dibentuk oleh orang kulit putih. (Binatang) itu berukuran besar, bertubuh mirip gajah, mempunyai gading dan berbulu. Binatang-binatang ini terlihat belum lama, konon, umumnya sendirian, tetapi (binatang) itu kini sudah tidak terlihat selama beberapa generasi. Orang Indian sesekali menemukan tulang mereka. Si pencerita menyampaikan beliau dan beberapa orang lain, beberapa tahun yang lalu, tiba dengan tulang belikat... selebar meja (sekitar tiga kaki)."

    Dalam bukunya On the Track of Unknown Animals (1955), Bernard Heuvelmans menulis wacana seorang pemburu yang pada tahun 1918 mengklaim kepada Konsul Prancis di Vladivostok, bahwa ia telah melacak seekor hewan berbulu besar salama beberapa hari.

    Dia balasannya menerima penglihatan yang lebih baik dan menemukan bahwa hewan itu ialah seekor gajah besar dengan gading putih dan rambut panjang di punggungnya.

    Pada tahun 2012, sebuah video muncul yang memperlihatkan apa yang tampak mirip seekor mammoth yang sedang menyeberangi sungai.

    Kisah itu mengklaim bahwa seorang insinyur yang dipekerjakan oleh pemerintah untuk mengamati area itu, merekam seekor mammoth sedang menyeberangi sungai di wilayah otonomi Chukotka, Siberia.


    Sebagian besar orang tidak percaya bahwa hewan di video itu benar-benar seekor woolly mammoth, lantaran hewan yang mempunyai belalai (dalam hal ini mammoth atau gajah) tidak akan melewati sungai dengan belalai berada di bawah air sepanjang waktu.

    Setelah memperhatikan warna, bentuk "belalai" di kepalanya dan ukurannya yang relatif kecil, banyak yang percaya itu hanyalah beruang dengan ikan besar yang menggantung di mulutnya.


    Sedangkan yang lainnya menduga video itu ialah hoax, di mana seekor woolly mammoth secara digital dimasukkan ke dalam video yang memperlihatkan keadaan sungai.

    Seorang penulis dan videografer berjulukan Ludovic Petho kemudian diketahui ialah orang yang merekam film ini di Sungai kitoy, Pegunungan Sayan, Siberia pada demam isu panas tahun 2011.

    Dia merekam adegan sungai selama 10 hari dan mendaki sendirian di pegunungan sebagai penggalan dari proyek video yang sedang dikerjakannya wacana pelarian kakeknya dari kamp POW Siberia pada tahun 1915, serta perjalanannya ke Budapest, Hungaria.

    Rekaman itu mungkin dipakai dalam sebuah video dokumenter, dan dalam sebuah wawancara dengan Life's Little Mysteries, beliau menyampaikan :

    "Saya tidak ingat melihat seekor mammoth; ada beruang, rusa dan musang. Tetapi tidak ada woolly mammoth. Saya tidak tahu rekaman saya telah dipakai untuk membuat video palsu ini."

    Petho mencatat bahwa video aslinya telah tersedia di YouTube semenjak Juli tahun 2011, memperlihatkan adegan yang sama persis, dan tentu saja tanpa ada woolly mammoth yang berada di dalamnya.


    Setahun kemudian, muncul kembali video yang diklaim memperlihatkan rekaman woolly mammoth yang diduga berasal dari bulan Maret tahun 1943 di Yakutsk, Sakha Republic, Rusia.

    Video itu menceritakan kisah mengerikan wacana seorang fotografer militer Jerman dari Perang Dunia ke-2 yang pada balasannya berhasil merekam woolly mammoth prasejarah.

    Setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2, Battle of Stalingrad, anggota kelompok Nazi dan fotografer resmi untuk NSDAP, Holger Hildebrand, ditangkap oleh Tentara Merah di pertempuran tersebut. Dia dan ribuan tentara Wehrmacht lainnya kemudian dikirim dalam "mars kematian" ke Siberia. Rekaman woolly mammoth ini diambil pada ketika perjalanan tersebut.

    Holger Hildebrand diyakini telah mati sebagai tahanan perang di sebuah kamp kerja paksa Soviet pada final tahun 1945. Rekaman ini kemudian menjadi milik cucu perempuannya yang diberikan ketika barang-barang milik Hildebrand dipulangkan ke Jerman dari Rusia beberapa dekade sehabis kematiannya.


    Video itu diketahui diunggah di YouTube pada Juli 2013 oleh Incredible World, sebuah jalan masuk edukatif, di mana di final deskripsi video itu, pengunggah menambahkan keterangan yang terang memperlihatkan bahwa rekaman itu tidak nyata.

    "...Teman-teman, sebagian besar konten yang ditampilkan ialah dibuat-buat atau diubah atau dibesar-besarkan. Ya, ini intinya ialah jalan masuk hiburan dan komedi, dan kami sangat berharap anda menghargai itu dan menikmati pengalaman ini."

    Isi video itu kemudian diketahui berasal dari dokumenter BBC berjudul "Walking with Beasts – Mammoth Journey".

    Cuplikan di bawah ini memperlihatkan salah satu adegan dalam dokumenter tersebut, di mana mammoth yang terlihat sendiri, ialah mammoth yang sama, yang juga terlihat pada rekaman penampakan woolly mammoth Siberia 1943.


    Mengingat luasnya wilayah Siberia, tidak sanggup dipungkiri bahwa woolly mammoth mungkin berhasil bertahan hingga ke zaman baru-baru ini. Namun, semua bukti memperlihatkan bahwa woolly mammoth telah punah ribuan tahun yang lalu.

    Sangat mungkin bahwa penduduk orisinil memperoleh pengetahuan mereka wacana woolly mammoth dari bangkai yang mereka temui, dan inilah sumber legenda hewan legendaris mereka.

    (Sumber : Woolly Mammoth Sightings, Mammoth Video Hoax Exposed, 'Woolly Mammoth' Video a Hoax, Real Woolly Mammoth Sighting in Siberia in 1943)

    Sumber http://blogmisteritesla.blogspot.com

    About the Author

    Admin Neter

    Author & Editor

    Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

    0 comments:

    Post a Comment


    iklan

     

    Copyright © Aneh Di Dunia. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com