Many-finned sea serpent atau Con Rit atau yakni spesies atau kelompok spesies hewan bahari yang keberadaannya belum diverifikasi.
Con Rit diduga ibarat lipan raksasa dengan ruas berlapis baja, mempunyai banyak sirip di sepanjang sisi atau punggung mereka, dan bisa tumbuh sampai sangat panjang (satu makhluk yang terlihat di erat Algeria mempunyai panjang sekitar 45 meter).
Dalam bukunya, On the Nature of Animal, penulis militer Yunani, Aelian, melaporkan bahwa ular bahari ini dikenal mengandaskan diri sendiri. Dia juga melaporkan bahwa saksi mata telah menggambarkan makhluk yang mempunyai ekor mirip lobster dan lubang hidung besar dengan rambut.
Zoologist, Bernard Heuvelmans menyebut makhluk cryptid ini sebagai jenis "Many-finned" (banyak-bersirip) dalam pembagian terstruktur mengenai umum perihal ular bahari dan memberinya nama ilmiah Cetioscolopendra aeliana.
Pada masa ke-16, makhluk-makhluk itu telah disebut sebagai "cetacean centipedes" oleh Guillaume Rondelet. Bahkan sebelumnya, Aelian menjuluki makhluk kitu sebagai "Great Sea-Centipedes".
Penulis, Loren Coleman memakai istilah yang hampir sama (Great Sea Centipede) untuk menggambarkan binatang-binatang ini di bukunya, The Field Guide to Lake Monsters, Sea Serpents, and other Mystery Denizens of the Deep.
Di Vietnam, makhluk mirip itu disebut "Con rit", yang merupakan bahasa Vietnam untuk "lipan atau kelabang". Dalam dongeng rakyat Vietnam, Con Rit yakni naga air yang dihormati.
Con Rit yakni lipan bahari berukuran sangat besar yang hidup di bahari Vietnam selatan. Tubuhnya terbuat dari bab atau ruas lempeng tulang dan memakai sirip mirip ikan untuk berenang.
Penelitian awal terhadap Con Rit dilakukan oleh Dr. A. Krempf (direktur Oceanographic and Fisheries Service of Indo China) pada tahun 1920an.
Selama penelitiannya, Dr. Kremph mewawancarai seorang saksi mata yang dilaporkan menyentuh Con Rit yang terdampar pada tahun 1833.
Bangkai pertama ditemukan oleh Tran Van Con pada tahun 1833 dan mengklaim bahwa makhluk itu mempunyai panjang 60 kaki (18 meter) dan lebar 3 kaki (91 cm).
Pada tahun 1899, HMS Narcissus melaksanakan perjalanan di erat Cape Falcon, Algeria, saat beberapa anak kapal melihat apa yang mereka sebut sebagai monster laut.
Mereka memperkirakan panjangnya sekitar 135 kaki (41 meter) dan mengklaim bahwa makhluk itu mempunyai sejumlah besar sirip, yang mereka katakan, untuk menggerakkan atau mendorongnya melalui air dengan kecepatan yang cukup untuk mengimbangi kapal.
Mereka mengamatinya selama 30 menit sebelum karam di bawah permukaan dan menghilang.
Pada tahun 1883, beberapa laki-laki Vietnam menemukan bangkai dengan kepala yang sudah terpenggal, terdampar di Hong Gai, Vietnam.
Kepalanya hilang, tetapi tubuhnya terbentuk oleh ruas yang berdering mirip lembaran logam saat dipukul.
Saksi mata mengklaim panjang bangkai itu 18 meter dan ditutupi dengan segmen lapis baja sepanjang 60 cm. Pada setiap ruas terdapat sepasang struktur mirip filamen (seperti benang tipis), yang masing-masing mempunyai panjang 70 cm.
Badannya coklat gelap di bab atas dan kuning muda di bab bawahnya. Menurut laporan, bangkai itu berbau busuk sehingga harus ditarik ke laut.
Kisah Con Rit paling menonjol selama periode 20 tahun yang dimulai pada tahun 1883.
Terdapat sejumlah penampakan dan bahkan bangkai yang terdampar, yang diperiksa dengan teliti sebelum dibuang ke bahari untuk menyingkirkan busuk yang tidak sedap.
Para ilmuwan berpikir bahwa legalisasi resmi untuk spesies ini mungkin akan tiba dengan cepat. Namun, tahun demi tahun berlalu dengan penampakan yang menjadi lebih sedikit, dan makhluk itu pun masih bukan spesies yang resmi.
Kemungkinan Identitas Con Rit
Ahli cryptozoology telah menyarankan sejumlah kemungkinan untuk Con Rit, jikalau itu yakni benar-benar hewan sungguhan.
Con Rit mungkin semacam crustacean raksasa atau makhluk bahari beruas lainnya, jenis dari "sesuatu" berukuran raksasa yang banyak ilmuwan biasa harapkan sanggup ditemukan di bahari dalam suatu hari nanti.
Bernard Heuvelmans berteori bahwa hewan semacam itu yakni basilosaurus berlapis baja (telah berevolusi sehingga mempunyai lempeng tulang), menunjuk bahwa fosil paus purba telah diketahui mempunyai lempeng tulang dermal.
Zeuglodon |
Namun, lempengan mirip itu yang bekerjasama dengan fosil paus diketahui berasal dari spesies lain. Dengan demikian, tidak ada bukti bahwa basilosaurus berlapis baja pernah ada.
Con Rit mungkin yakni sejenis remipedia raksasa |
Dalam In the Wake of Bernard Heuvelmans , hebat ekologi dan cryptozoologist, Michael A. Woodley menyarankan bahwa bukti makhluk itu menunjuk ke arah invertebrata daripada cetacean, dan telah berspekulasi bahwa Con Rit mungkin merupakan keturunan akuatik dari Myriapoda Arthropleura raksasa, yang telah punah pada awal periode Permian.
Arthropleura, kaki seribu raksasa berukuran seukuran mobil |
Dia juga menyarankan versi alternatif untuk nama binomial menjadi Mariascolpendra aelani, yang diterjemahkan sebagai "kelabang bahari Aelian".
Model Arthropleura (Museum of NH, Chemnitz) |
Invertebrata yakni beberapa hewan yang paling sering ditemukan di zaman modern dan jikalau invertebrata raksasa ditemukan, para ilmuwan akan mengharapkannya menjadi makhluk samudra, alasannya yakni kedalaman lautan yakni satu-satunya daerah di mana banyak ilmuwan mainstream percaya bahwa binatang-binatang raksasa masih mengintai dan belum ditemukan.
(Sumber : Many-finned sea serpent, Con Rit, The Cryptid Zoo: Con Rit)
0 comments:
Post a Comment