Wednesday, September 2, 2015

Fenomena Bahari Langka Yang Berhasil Diabadikan

Fenomena alam yang menakjubkan tak hanya terjadi di langit atau daratan saja, namun juga di lautan. Ada banyak fenomena bahari yang sanggup dilihat di banyak sekali belahan dunia, termasuk juga di Indonesia. Fenomena lautan itu memang cukup memanjakan mata, namun ada juga yang terlihat mengerikan, namun bekerjsama hal itu bukan sesuatu yang berafiliasi dengan mistis, karena semua sudah dijelaskan oleh sains. Fenomena lautan itu ada juga yang cukup langka, karena jarang terjadi, namun ada orang yang berhasil mengabadikannya dengan memotretnya. Berikut ini yaitu beberapa fenomena lautan langka yang berhasil diabadikan.

Fenomena bahari bercahaya

Fenomena ini biasa terjadi ketika malam hari, yang ketika itu lautan menjelma warna biru terang dan bercahaya. Fenomena ini bukan suatu hal yang mistis, melainkan ada penjelasannya. Fenomena ini disebabkan oleh makhluk bahari yang menghasilkan bioliminescence, yakni mahluk hidup yang sanggup menghasilkan cahaya alami yang terbentuk dari reaksi kimia yang dihasilkannya. Mahluk bahari tersebut kebanyakan yaitu mikroorganisme atau plankton.

Mereka menghasilkan cahaya untuk menghindari atau mengalihkan perhatian dari para predator. Namun di sisi lain, hal itu justru menjadi fenomena yang manis ketika lautan terlihat bercahaya oleh cahaya dari plankton-plankton tersebut.

Tempat-tempat untuk melihat fenomena bahari bercahaya ini ada 3, yaitu Maladewa, Mosquito Bay di Puerto Rico, dan di San Diego, Amerika Serikat. Di Maladewa, kalian sanggup melihat fenomena tersebut pada sekitar bulan Juli hingga Februari terutama ketika fase bulan gres atau new moon. Kabarnya, fenomena ini sanggup dilihat di seluruh pulau-pulau atol di Maladewa atau di sekitar 26 pulau atol di sana. Pulau-pulau atol di maladewa yang terlihat paling manis ketika fenomena lautan bercahaya yaitu Mudhdhoo, Vaadhoo dan Rangali.

Sementara itu, di Mosquito Bay, lautan bercahaya ini bahkan sanggup dilihat di sepanjang teluk. Tak hingga di situ, wisatawan bahkan sanggup berenang di lautnya dan dikelilingi cahaya biru terang. Bahkan, ikan-ikan berenang di sana terlihat meninggalkan jejak cahaya berwarna terang.

Untuk yang di San Diego, lautan bercahayanya terjadi akhir fitoplankton, yang merupakan jenis plankton yang sanggup menghasilkan makanan sendiri dan masuk menjadi rantai makanan paling bawah. Fitoplankton di sepanjang pantai di San Diego diyakini jumlahnya jutaan. Saat menjelang senja, lautan di erat pantai sudah terlihat biru bercahaya.

Fenomena bahari ‘berdarah’

Fenomena paling menakjubkan selanjutnya yaitu dimana air bahari menjelma merah menyerupai darah. Banyak yang mengaitkan fenomena ini dengan sesuatu yang tak masuk akal, menyerupai kiamat sudah dekat, atau bahkan ada juga warta kiamat akan terjadi. Padahal, fenomena air bahari yang berubah merah menyerupai darah ini tak ada hubungannya dengan isu-isu tersebut.

Fenomena di mana air bahari menjelma warna merah ini dikenal dengan nama Red Tide. Red Tide merupakan perubahan air bahari menjadi merah yang disebabkan oleh ledakan populasi alga merah, jenis alga yang sel-selnya kaya pigmen phycoerythrin. Jika jumlahnya sedikit, tidak akan kelihatan merah. Tapi, ketika terjadi blooming yang dalam 1 ml sanggup berisi ribuan bahkan jutaan sel, maka akan sangat terang terlihat dengan mata telanjang.

Penyebab ledakan populasi alga sanggup beragam, mulai dari melimpahnya nutrien di bahari atau yang disebut eutrofikasi hingga pemanasan global. Suhu air bahari yang meningkat akhir pemanasan global memicu peningkatan metabolisme sel alga. Akibatnya, kecepatan pembelahan atau reproduksi alga juga meningkat.

Fenomena bahari memerah ini pernah terjadi di Pantai Bondi, Australia pada bulan November 2012. Awalnya wisatawan terkejut dan takut karena mengira warna merah itu yaitu darah dari serangan hiu, tapi tidak ada serangan hiu yang terjadi ketika itu. Ternyata, warna merah itu berasal dari ledakan populasi alga.

Warga Pulau Ai, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, juga pernah digegerkan dengan fenomena perubahan warna air bahari di daerah tersebut, pada pertengahan Juni 2015 lalu. Warga geger dan panik karena air bahari di wilayah tersebut tiba-tiba saja menjelma merah. Padahal, bekerjsama tak ada yang perlu ditakutkan.

Fenomena bunga es di lautan

Fenomena ini terjadi pada selesai tahun 2011 kemudian di lautan Arktika. Saat itu, terlihat hamparan padang bunga lotus yang mengapung tersebar di atas permukaan danau es di Arktika. Perbedaannya, padang bunga es ini mengambang di atas bahari dingin, yang suhu kedinginanya sanggup menusuk tulang, atau berada di sekitar suhu minus 22 derajat Celsius.

Momen munculnya bunga es itu termasuk cukup langka, dan fenomena itu berhasil diabadikan oleh seorang mahasiswa pasca-sarjana University of Washington Amerika Serikat berjulukan Jeff Bowman, bersama profesornya, Jody Deming. Foto itu diambil ketika keduanya tengah melaksanakan penelitian dari proyek adonan antara ilmu kelautan dan mikrobiologi.

Bentuk bunga es ini terbilang sangat kecil dan mempunyai bentuk pecahan ujung yang agak meruncing. Selain itu, di sini juga merupakan tempat hidup dari makhluk mikro-organisme. Mikro-organisme yang terdapat di bunga es itu lebih padat dibanding mikro-organisme yang hidup di bawah air beku Arktika.

Bunga es ini diketahui sanggup memproduksi materi kimia menyerupai formaldehida yang sanggup menjadi sebuah petunjuk mengenai asal-usul kehidupan seluruh makhluk di muka Bumi ini. Sampel dari beberapa bunga es ini di bawa ke sebuah laboratorium di University of Washington Untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Fenomena Brinicle

Mungkin ada yang masih asing dengan fenomena Brinicle ini. Fenomena Brinicle atau air garam es yaitu terbentuknya es bawah bahari ketika fatwa air menjadi sangat dingin. Fenomena bahari yang ajaib ini terjadi ketika air yang kaya akan garam bocor dari es laut, kemudian karam ke dalam bahari serta membentuk jenis es yang unik.

Fenomena ini memang sangat langka dan hanya muncul pada daerah bahari tertentu yang mempunyai temperatur yang sangat dingin, menyerupai contohnya di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Bagi kita yang tinggal di iklim tropis, fenomena ini tak akan terjadi di lautan mana pun.

Fenomena alam menakjubkan ini gres pertama kali terekam dalam kamera, yang dibentuk dalam bentuk film untuk seri khusus Discovery Channel, dengan judul Frozen Planet. Momen ini berhasil dibentuk oleh kameraman Hugh Miller dan Doug Anderson, yang memakai kamera antar waktu, ketika merekam kejadian yang terjadi di bawah lapisan es Antartika. Banyak hambatan yang dialami dua kameraman itu. Seperti kondisi hirau taacuh yang ekstrem dengan temperatur di bawah nol.

Meski terlihat indah, namun fenomena ini bekerjsama cukup mematikan, apalagi bagi hewan-hewan yang hidup di dalam laut. Makhluk dasar bahari menyerupai bintang laut, siput, ikan-ikan kecil, seringkali ikut membeku dan mati ketika dilewati fatwa garam ini. Entah apa yang terjadi jikalau terkena brinicle ini.

Fenomena busa laut
Bagi yang belum tahu, fenomena busa bahari mungkin sanggup cukup mengerikan, karena dianggap sanggup mengakibatkan sesuatu pada badan jikalau terkena busa bahari ini. Namun, bagi para akademisi atau para peneliti, tentu fenomena air bahari berbusa yaitu hal biasa.

Sebenarnya, busa bahari ini terbentuk karena adanya ganggang atau alga. Ketika mereka bermekar atau biasa disebut sebagai fenomena algae blooms (ledakan ganggang), maka ketika sebagian besar ganggang membusuk, itu akan menghasilkan apa yang kita sebut sebagai busa laut. Ledakan populasi algae tadi sanggup dipicu oleh ketidakstabilan air laut, menyerupai contohnya terjadi badai. Badai yang mengakibatkan munculnya busa bahari ini terjadi di Inggris dan Eropa pada tahun 2016 lalu. Badai itu dinamakan dengan Badai Imogen.

Kebanyakan busa bahari tidak berbahaya bagi insan dan justru terbentuknya busa bahari merupakan indikasi dari ekosistem bahari yang produktif. Tetapi ketika sebagian besar ganggang yang tercampur dalam busa tersebut membusuk, berpotensi untuk membahayakan kesehatan insan dan lingkungan.
Dalam proses pembusukan algae biasanya akan menghasilkan aerosol atau partikel padat. Partikel tersebut sanggup bercampur dengan udara dan sanggup mengakibatkan iritasi pada mata manusia, juga menimbulkan risiko kesehatan bagi orang-orang yang menderita asma atau penyakit pernapasan lainnya.

Apakah kalian pernah melihat sendiri fenomena lautan yang terjadi di atas?



Sumber http://www.anehtapinyata.net

About the Author

Admin Neter

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment


iklan

 

Copyright © Aneh Di Dunia. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com