Hutan Amazon merupakan tempat hutan tropis terbesar di dunia. Sebagai akhir dari begitu luasnya hutan ini beserta masih banyaknya pepohonan rimbun yang berdiri, Hutan Amazon pun mempunyai koleksi tumbuhan dan fauna yang keberagamannya tidak sanggup ditandingi oleh tempat-tempat lain di dunia. Selain hewan-hewan yang sudah teridentifikasi oleh manusia, makhluk raksasa yang keberadaannya masih misterius dipercaya mendiami hutan ini. Oleh warga lokal, makhluk tersebut dikenal dengan nama mapinguari.
Bagi mereka yang skeptis, mapinguari dianggap tidak lebih sebagai makhluk kisah semata yang tidak benar-benar ada. Namun tidak sedikit pula yang percaya kalau makhluk ini benar-benar ada dengan merujuk pada banyaknya klaim kesaksian dari mereka yang mengaku pernah menjumpai makhluk ini. Satu hal yang pasti, jikalau penduduk setempat mendengar nama mapinguari, maka mereka bakal menunjukkan reaksi seakan-akan gres saja melihat hantu di hadapan mereka.
Sebagai hutan yang luas, Hutan Amazon juga dihuni oleh penduduk orisinil yang menganut gaya hidup tradisional. Beberapa dari suku-suku tersebut bahkan belum pernah menjalin kontak satu sama lain. Namun hampir semua suku orisinil Amazon mempunyai kosakata mapinguari dalam bahasanya masing-masing. Sebuah mengambarkan kalau di masa silam, suku-suku tersebut memang pernah berkontak dengan makhluk berjulukan serupa.
Mapinguari sendiri sanggup dimaknai sebagai “hewan yang meraung” atau “hewan buas yang berbau busuk”. Masing-masing suku orisinil Amazon mempunyai kisahnya sendiri mengenai bagaimana pendahulu mereka pernah berpapasan dengan mapinguari di masa lampau, dan masing-masing kisah menampilkan kemiripan satu sama lain mengenai mirip apa penampakan mapinguari.
Hal tersebut disampaikan oleh David Oren, mantan kepala riset di Institut Goeldi yang terletak di muara Sungai Amazon. Sahabat anehdidunia.com ia mengaku sudah mewawancarai sekitar dua ribu orang yang mengaku pernah melihat mapinguari secara langsung. Sebagian di antara mereka bahkan mengaku pernah berhadap-hadapan pribadi dengan mapinguari.
Berdasarkan kesaksian dari penduduk asli, mapinguari digambarkan sebagai makhluk mirip beruang atau kukang raksasa dengan tinggi mencapai hampir dua meter dikala bangun dengan kedua kaki belakangnya. Tubuhnya memancarkan busuk yang amat menyengat, sementara kulitnya dilindungi oleh bulu tebal dan cangkang keras yang tidak sanggup ditembus oleh anak panah dan peluru.
“Satu-satunya cara untuk membunuh mapinguari ialah dengan cara menembak kepalanya,” kata Domingos Parintintin, kepala suku di negara bab Amazonas. “Namun hal tersebut sulit dilakukan alasannya ialah makhluk tersebut sanggup membuatmu pingsan dan mengubah siang menjadi malam dalam sekejap. Makara langkah terbaik jikalau anda berpapasan dengan mapinguari ialah dengan memanjat pohon dan bersembunyi.”
Namun hal misterius nan menyeramkan terkait mapinguari masih belum berhenti hingga di sana. Menurut sejumlah kesaksian, mapinguari mempunyai dua buah mata layaknya hewan-hewan bertulang belakang pada umumnya. Namun berdasarkan kesaksian lain, mapinguari hanya mempunyai satu buah mata layaknya raksasa Cyclops yang muncul dalam mitologi Yunani. Sejumlah kesaksian juga menyebutkan kalau mapinguari mempunyai ekspresi raksasa di perutnya. Jika ada orang yang sedang tidak beruntung berpapasan dengan mapinguari, makhluk tersebut bakal memakai ekspresi di perutnya untuk mencaplok korbannya.
Geovaldo Karitiana (27 tahun) yang berasal dari suku Karitiana mengaku pernah melihat mapinguari dengan mata kepalanya sendiri pada tahun 2004 dikala ia sedang berburu di suatu tempat yang oleh warga lokal dikenal sebagai “gua mapinguari”.
“Makhluk itu mendatangi desaku dan menciptakan bunyi gaduh,” ujar Karitiana. “Ia berhenti dikala berada di dekatku, dan busuk busuknya pribadi membuatku pusing dan kelelahan. Aku pingsan, dan dikala saya tersadar kembali, mapinguari tadi sudah menghilang.”
Ayah Karitiana yang berjulukan Lucas membenarkan kesaksian anaknya. Saat Geovaldo mengajak dirinya menuju tempat di mana ia bertemu mapinguari, keduanya melihat ada jejak jalan setapak yang ditinggalkan oleh makhluk tersebut. Seolah-olah ada kerikil besar yang menerobos hutan dan menumbangkan segala macam tumbuhan yang ada di jalurnya.
Sepintas mapinguari bakal mengingatkan kita akan makhluk bigfoot atau yeti yang sama-sama ditampilkan bertubuh besar. Namun kemiripan antara mapinguari dengan kedua makhluk tadi hanya hingga di sana. Sahabat anehdidunia.com jika bigfoot dan yeti cenderung mengabaikan atau bahkan menghindari manusia, maka mapinguari bakal menunjukkan perilaku kasar dan mengejar siapapun yang berada terlalu erat dengannya.
“Seringkali mapinguari bakal melaksanakan balas dendam kepada orang-orang yang melampaui batas (kepada alam), pergi ke tempat yang seharusnya dihentikan mereka masuki, atau mengumpulkan binatang atau tumbuhan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan yang sanggup mereka konsumsi, atau memasang jebakan yang kejam,” kata Marcio Souza, novelis Brazil yang tinggal di Amazon tengah dan kerap menyisipkan hal-hal bertema Hutan Amazon dalam karya-karyanya.
Lantas, jikalau mapinguari benar-benar ada, makhluk apakah kira-kira mapinguari sebenarnya? Kalau berdasarkan pendapat David Oren sendiri, mapinguari mungkin aslinya ialah sejenis kukang darat raksasa. “Cukup terperinci bagi saya kalau legenda mapinguari berawal dari kontak insan dengan kukang raksasa terakhir,” ujarnya. “Tapi soal apakah (kukang darat raksasa) masih hidup atau tidak ialah pertanyaan lain, yang jawabannya masih belum kita ketahui.”
Kukang darat raksasa atau Megatherium pada masanya merupakan salah satu binatang darat terbesar di dunia. Sahabat anehdidunia.com ukurannya bahkan masih lebih besar dibandingkan gajah yang hidup di masa kini. Keberadaan makhluk ini sendiri diketahui dari peninggalan fosil yang jumlahnya melimpah dan tersebar mulai dari Amerika Serikat hingga Chili. Namun binatang ini diketahui sudah punah semenjak ribuan tahun yang lampau.
Marcio Souza sendiri lebih suka bersikap rasional dan menganggap kalau mapinguari mungkin aslinya hanyalah makhluk mitos. Ia mendasarkan pendapatnya dari makin sempitnya Hutan Amazon akhir pembukaan lahan. Jika mapinguari benar-benar ada, maka tentunya penduduk luar yang ikut terlibat dalam acara pembukaan lahan pernah melihat mapinguari secara langsung.
Hal senada turut dikatakan oleh pakar kukang Peter Toledo. “Saat anda berkelana di Amazon, anda bakal sering mendengar soal ini, terutama ketika anda berbicara pribadi dengan penduduk asli,” terperinci Toledo. “Namun bukti-bukti ilmiah yang meyakinkan, dalam wujud jejak tulang, darah, atau kotoran, masih belum tersedia.”
Pendapat sebaliknya disampaikan oleh Glenn Shepard Jr.. Pakar antropologi dan etnobiologi asal AS tersebut mengaku kalau pada awalnya ia termasuk dalam golongan yang mewaspadai keberadaan mapinguari. Namun pandangannya mulai berubah semenjak tahun 1997, dikala ia melaksanakan penelitian perihal suku Machiguenga di pedalaman Peru yang masih termasuk dalam tempat Hutan Amazon.
Semua anggota suku Machiguenga menjelaskan kalau makhluk besar dan berbulu yang mendiami tempat perbukitan di daerah yang mereka tinggali. Namun apa yang menciptakan Glenn terkejut ialah dikala salah seorang di antara mereka mengaku kalau ia pernah melihat seekor mapinguari di sebuah museum di kota Lima, Peru.
Glenn yang ingin tau pun mengunjungi museum yang dimaksud. Sesampainya di sana, ia menemukan sebuah patung kukang darat raksasa. “Mari saya tegaskan satu hal di sini: hanya alasannya ialah putri duyung hanyalah mitos, bukan berarti (hewan duyung) manatee ialah mitos juga,” kata Glenn yang meyakini kalau binatang yang menjadi sumber wangsit mapinguari masih hidup di luar sana. “Masih ada begitu banyak ruang terbuka yang sanggup dipakai oleh kukang darat raksasa untuk berkeliaran.”
Sumber :
https://blogger-detik.blogspot.com//search?q=08/world/americas/08amazon
Sumber https://anehdidunia.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment