Friday, September 4, 2015

Senjata Suku Dayak Mengerikan Yang Ditakuti Musuh Sepanjang Zaman

Apa yang menarik dari senjata suku Dayak? Anda yang bukan dari suku Dayak tentu belum mengetahui seluk-beluk serta pernak-pernik dari senjata yang dipakai mereka. Bahkan, tidak menutup kemungkinan anak keturunan dari suku Dayak terutama para prianya. Mereka tidak mengetahui asal-usul dan diam-diam di balik semua senjatanya. Mungkin dikarenakan efek globalisasi dan westernisasi yang melanda negara-negara di Asia Timur, tak terkecuali Indonesia. Kebudayaan masyarakat lokal yang sudah diwariskan secara turun temurun, bertahap luntur. Hal itu dikarenakan belum dewasa mudanya sudah tidak mempedulikan warisan kebudayaan tempat tempat tinggalnya masing-masing, yang seharusnya dilestarikan supaya tidak hilang ditelan zaman.

Begitu juga kebudayaan suku Dayak yang masyarakatnya mendiami orisinil pulau Kalimantan. Suku yang terkenal dengan sangar dan menakutkan. Apalagi dikala bertarung dengan semua musuh-musuhnya. Suku dayak bukan hanya mengandalkan senjata tradisional yang mereka gunakan dikala bertarung melawan musuh. Namun, kekuatan sihir yang ada di senjata sekaligus orang yang menggunakannya. Lalu, apa saja senjata suku Dayak yang sangat mengerikan sampai ditakuti banyak orang itu? Berikut akan diberikan gosip selengkapnya yang semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda sekalian.

Mandau


Tiap tempat atau suku budpekerti niscaya mempunyai senjata utama. Misalnya, Aceh mempunyai Rencong, Jawa mempunyai Keris, dan lain sebagainya. Begitu juga suku Dayak mempunyai senjata utama dan khasnya sendiri berjulukan Mandau. Sejenis pedang yang dibat khusus oleh suku Dayak. Dikatakan khusus alasannya pembuatannya harus melalui ritual budpekerti yang masih sangat kental dengan ilmu sihir dan mistis. Selain itu, orang yang membuatnya atau sering disebut arif besi juga bukan orang sembarangan. Dia bersama materi besi serta alat-alat yang dipakai sudah diberi mantra-mantra khusus oleh ketua atau pemimpin adat. Setelah jadi, Mandau yang dibentuk tersebut akan disimpan dan hanya dipakai dikala perang melawan musuh saja. Jadi, tujuan utama dari pembuatan Mandau tersebut yaitu sebagai senjata utama untuk menghabisi semua musuh.

Bahkan, ketajaman Mandau dikala membabat semua musuh suku Dayak sudah terkenal semenjak dulu. Sejak zaman penjajahan Belanda dan sangat ditakuti oleh tentaranya. Pada dikala menghadapi suku Dayak yang sudah siap bertempur, mereka menyerupai sudah dihipnotis dan tidak takut pada apapun yang ada di depannya meskipun musuhnya berjumlah banyak. Meskipun menghadapi musuh yang bersenjata api alasannya tidak menutup kemungkinan orang-orang Dayak tersebut tubuhnya sudah kebal alasannya disihir atau diberi mantra tertentu.

Sipet atau Sumpit


Masih ada senjata suku Dayak lainnya yang tidak kalah mengerikan dan mematikan. Senjata yang satu ini khusus untuk penyerangan jarak jauh. Senjata yang berjulukan Sipet atau Sumpit. Senjatanya terbuat dari bambu yang sudah didesain khusus dengan lubang di tengahnya. Orang Dayak akan memasukkan sebuah jarum ke dalam batang bambunya, kemudian meniupnya sekuat tenaga. Dengan begitu, jarum akan mengarah pada sasaran yang dituju. Jarum yang ditembakkan bukan sembarangan alasannya sudah diberi racun alami yang sangat mematikan. Jadi, seseorang yang terkena jarumnya hanya dalam hitungan detik saja akan lumpuh dan pingsan. Jika tak segera ditolong, nyawa orang tersebut sanggup hilang alias meninggal dunia. Sumpit lebih berbahaya daripada senjata api. Apalagi suku Dayak yang mendiami hutan belantara Kalimantan sangat cocok menerapkan seni administrasi perang gerilya yang sunyi senyap, tetapi sangat mematikan. Apalagi senjata Sumpit tersebut juga tidak berbunyi keras.

Orang Dayak yang memakai sumpit juga sudah terlatih, sehingga kemungkinan kecil meleset sasarannya. Sekarang, senjata sumpit banyak dipakai untuk berburu di hutan alasannya memang tidak ada lagi musuh yang harus dilawan. Namun demikian, orang-orang Dayak akan selalu siap memakai semua senjata mematikan yang dimilikinya jikalau ada orang atau musuh mengganggunya. Jadi, jangan menyepelekan orang Dayak, terutama senjatanya yang sangat mematikan.

Lonjo


Lonjo yaitu senjata suku Dayak yang masih tradisional, tetapi ketajamannya dikala dipakai dihentikan diremehkan. Lonjo berwujud tombak panjang dengan mata tombaknya berbentuk beberapa macam. Seperti halnya Mandau yang hebat, Lonjo yang dipakai untuk berperang bagi orang Dayak dikeramatkan. Senjata tersebut dipercaya mempunyai energi dari arwah orang-orang yang sudah dibunuh dengan Lonjo. Semakin banyak nyawa musuh yang tewas alasannya senjata tombak ini, maka energi yang ada pada Lonjo juga semakin besar. Bahkan, energi tersebut sanggup merasuk ke dalam badan orang yang menggunakannya, sehingga lebih berpengaruh dan kebal terhadap senjata musuh. 

Untuk sekarang, Lonjo sudah jarang dipakai untuk berperang dan membunuh musuh. Orang-orang Dayak lebih banyak menggunakannya untuk berburu binatang di hutan untuk dijadikan santapan. Bahkan, Lonjo juga dijadikan barang souvernir atau kenang-kenangan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan. Pasalnya, Lonjo sanggup dihias dengan pernak-perniknya yang cantik, sehingga cocok menjadi barang pajangan di rumah. Tentu saja Lonjo sebagai barang souvernir tersebut berbeda dengan Lonjo yang benar-benar untuk berperang bagi orang Dayak.

Dohong


Dohong yaitu senjata suku Dayak yang mungkin masih asing di indera pendengaran banyak orang. Memang Dohong bukan senjata utama, tetapi hanya sampingan saja. Padahal, Dohong dilihat dari sejarah suku Dayak lebih dulu ada dan dijadikan senjata daripada Mandau. Namun, kepopulerannya memang tidak setinggi Mandau. Lagipula, Dohong dilihat dari bentuknya bukan senjata perang alasannya ukurannya yang lebih kecil. Memang benar, bentuk Dohong menyerupai keris tetapi mempunyai lekukan berbeda. Lekukan-lekukan khas suku Dayak yang juga terdapat hiasan di sarung senjatanya. Dikarenakan indah menyerupai itu, Dohong juga sanggup dipakai oleh perempuan suku Dayak. Ukurannya yang kecil dan segi estetikanya yang bagus, memang sangat cocok sebagai senjata tangan perempuan Dayak. 

Seiring perkembangan zaman, suku Dayak pun tak lagi berperang dan melawan musuh-musuhnya. Sudah banyak dari orang Dayak yang bersosialisasi dengan masyarakat kota. Bahkan, tidak sedikit yang bekerja di kota. Senjata-senjata yang dulu dibawa untuk melawan musuh, kini hanya disimpan dan dipajang saja. Bukan hanya itu, orang-orang Dayak juga menciptakan tiruan senjatanya sebagai barang cinderamata yang nanti dijual di kota untuk para wisatawan. Tak terkecuali Dohong.

Demikian keempat senjata suku Dayak yang sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya dari dulu zaman penjajahan Belanda sampai kini zaman reformasi. Lalu, apakah Anda tertarik untuk mempunyai salah satu atau lebih senjata tersebut sekedar dijadikan hiasan di rumah? Jika ingin, silakan segera rencanakan berlibur ke pulau Kalimantan.

Sumber http://www.anehtapinyata.net

About the Author

Admin Neter

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment


iklan

 

Copyright © Aneh Di Dunia. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com