Namanya sekolah, pastinya mempunyai aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua siswanya. Aturan-aturan itu sanggup berupa kewajiban yang harus dilakukan, atau larangan yang harus dijauhi oleh siswanya. Umumnya, larangan di dalam sekolah itu meliputi dihentikan merokok, dihentikan membawa obat-obatan terlarang, dihentikan membawa senjata tajam, atau dihentikan membawa benda-benda yang tak ada hubungannya dengan aktivitas sekolah. Namun, di sekolah-sekolah ini, justru larangannya terbilang anti mainstream. Apa saja larangannya?
Larangan ke toilet
Di Indonesia, meminta izin untuk ke toilet ialah hal yang wajar. Namun ternyata, ada satu sekolah yang melarang siswanya untuk meminta izin ke toilet. Sekolah itu ialah sekolah menengah berjulukan Evergreen High School di Chicago, Amerika Serikat. Sekolah itu hanya membolehkan siswanya untuk minta izin ke toilet maksimal 3 kali dalam satu semester. Setelah jatah meminta izin ke toiletnya sudah mencapai 3 kali, maka otomatis siswa itu harus menunggu pelajaran selesai untuk sekedar buang air kecil. Jika dilanggar, maka siswa tersebut tak akan diperbolehkan kembali masuk ke dalam kelas.
Bill Sanderson, kepala sekolah Evergreen High School, menyampaikan bahwa hukum ini dibentuk biar para siswa tidak terlalu sering meninggalkan kelas dikala sedang belajar. Selain itu, hal ini juga mempunyai kegunaan untuk meminimalisir jumlah siswa yang ingin membolos dengan alasan pergi ke toilet.
Namun, larangan itu mendapat protes dari para orangtua siswa. Karena dengan adanya larangan itu, para siswa jadi sungkan untuk meminta izin ke toilet, padahal hasrat ingin buang air kecil atau besarnya sudah cukup tinggi. Selain itu, menahan buang air kecil dalam waktu yang usang sanggup mengganggu bahkan berbahaya bagi kesehatan.
Di samping bahaya, larangan pergi ke toilet tak sanggup diterapkan di setiap waktu, alasannya ialah kondisi setiap siswa yang berbeda-beda. Ada yang sanggup menahan impian untuk pergi ke toilet, namun ada juga yang tak sanggup menahan impian pergi ke toilet, sehingga alhasil malah buang air kecil di celana tanpa sengaja. Namun sayangnya, hukum tetaplah aturan, yang harus dipatuhi.
Larangan menyemprotkan deodoran
Menyemprotkan deodoran merupakan salah satu cara biar salah satu kepingan badan kita, yaitu ketiak, sanggup tetap amis dan bebas dari kuman. Meski demikian, salah satu sekolah di Pennsylvania, Amerika Serikat, menerapkan hukum yang cukup aneh, yaitu dihentikan menyemprotkan deodoran ke tubuh.
Alasan sekolah tersebut memberlakukan hukum itu ialah alasannya ialah sebelumnya ada seorang siswa yang mempunyai reaksi alergi yang cukup serius sehabis menyemprotkan deodoran. Siswa tersebut alhasil dibawa ke rumah sakit. Alasan lainnya ialah banyak cukup umur yang terkadang menjadi berlebihan dalam menyemprotkan deodoran.
Aturan atau larangan memang bahwasanya bertujuan baik, yaitu ingin menghindarkan siswa-siswi sekolahnya biar tak terkena reaksi alergi serius menyerupai siswa yang sudah pernah masuk rumah sakit tersebut. Namun, pihak sekolah juga perlu tahu, bahwa tak semua siswa mengalami reaksi serupa, alasannya ialah kondisi semua siswa tidaklah sama. Ada yang tahan terhadap reaksi alergi dari deodoran, ada yang tidak, sehingga sebaiknya hukum itu tak perlu diberlakukan untuk semua siswa. Cukup diberikan penyuluhan saja mengenai ancaman dari deodoran itu, dan biarkan para siswa memutuskan sendiri, mau pakai deodoran atau tidak.
Larangan mengangkat tangan
Di dalam kelas, biasanya guru akan bertanya pada muridnya mengenai pelajaran yang sedang dibahas. Yang tahu jawabannya sudah niscaya akan mengangkat tangannya, gres diperbolehkan menjawab oleh gurunya. Atau situasi lainnya, seorang siswa akan mengangkat tangannya untuk bertanya sesuatu pada gurunya mengenai suatu kepingan dalam pelajaran yang kurang jelas. Namun satu sekolah di Nottinghamshire, Inggris, menerapkan hukum yang terbilang aneh. Jika kalian terbiasa mengangkat tangan untuk bertanya, dan kebetulan kalian bersekolah di sekolah tersebut, sebaiknya urungkan niat kalian untuk mengangkat tangan dan bertanya. Pasalnya, mengangkat tangan dikala ingin bertanya merupakan satu aktivitas yang dihentikan di sekolah tersebut.
Kenapa demikian? Menurut pihak sekolah, mengangkat tangan dikala ingin bertanya ialah aktivitas yang tak ada gunanya. Tak ada gunanya alasannya ialah yang mengangkat tangan itu biasanya ialah siswa yang bakir saja, atau sanggup dibilang siswa yang itu-itu saja, dan mendorong siswa lain untuk tidak berkembang. Jadi, di sekolah itu, yang diperbolehkan bertanya ialah gurunya saja, dan sang guru akan menunjuk satu siswa untuk menjawab pertanyaannya.
Larangan tersebut kemudian mendapat reaksi protes dari para orangtua siswa. Memang dengan hukum itu para siswa jadi sanggup berguru lebih ulet untuk sanggup menjawab pertanyaan dari gurunya, namun kenyataannya, para siswa malah merasa gugup dan takut, bahkan tertekan, ketika mereka ditanya wacana soal yang mereka tak tahu jawabannya. Kerugian lainnya ialah siswa yang tahu jawabannya justru tidak mendapat kesempatan untuk menjawabnya.
Untung saja, sekolah di Indonesia tidak menerapkan hukum semacam ini. Mereka sanggup bebas mengangkat tangannya untuk bertanya kepingan yang tak dimengerti. Namun tergantung gurunya juga, ada guru yang memang gemar menunjuk salah satu siswanya untuk menjawab pertanyaannya.
Larangan pakai tinta warna merah
Penggunaan tinta merah oleh para guru di sekolah tampaknya sudah biasa. Semua sekolah di Indonesia memakai tinta merah untuk menandai bahwa ada nilai siswanya yang berada di bawah rata-rata. Kadang guru itu juga memakai tinta merah untuk menawarkan nilai ulangan harian. Selain itu tinta merah juga digunakan untuk menunjukan kesalahan siswanya dalam menjawab soal ulangan atau kiprah harian.
Meski demikian, ada beberapa sekolah menyerupai sekolah di Australia dan Inggris yang melarang penggunaan tinta merah ini, dan larangan itu diberlakukan belum usang ini. Apa alasan tinta merah ini dihentikan digunakan di sekolah-sekolah yang ada di Australia dan Inggris tersebut?
Rupanya, alasannya ialah warna merah sanggup membahayakan bawah umur secara psikologis. Alih-alih sanggup memperbaiki kesalahannya, beberapa orang menganggap warna merah justru sanggup menurunkan motivasi siswa dan mengakibatkan rasa takut dan tertekan. Untungnya, sekolah-sekolah itu memperbolehkan penggunaan tinta selain warna merah, menyerupai hijau, pink, kuning, ungu, atau biru.
Larangan punya sahabat baik
Mungkin inilah larangan paling absurd yang pernah diterapkan di sekolah. Selain belajar, tujuan sekolah ialah biar para siswa sanggup bertemu sahabat dan sanggup dijadikan sahabat baik atau sahabat yang selalu membantu permasalahan di sekolah dan juga menjadi daerah bercerita atau berbagi. Namun sekolah yang ada di Inggris justru melarang siswanya untuk mempunyai sahabat baik.
Menurut para orangtua, guru, dan psikolog, para siswa sanggup tumbuh lebih baik jikalau mempunyai pertemanan yang luas, atau dengan kata lain siswa itu tak hanya mempunyai sahabat yang itu-itu saja. Bahkan, berdasarkan mereka, mempunyai sahabat baik atau sahabat malah sanggup memicu permusuhan. Larangan mempunyai sahabat di sekolah ini juga diberlakukan untuk menjaga perasaan teman-teman yang lainnya biar tidak ada perasaan iri dan cemburu alasannya ialah tidak mempunyai sahabat erat atau sahabat.
Sebuah studi yang dilakukan Child Development memperlihatkan sebaliknya. Studi tersebut menyampaikan bahwa mempunyai sahabat baik justru akan meningkatkan kesehatan mental yang lebih baik sepanjang hidup mereka, dan mereka akan lebih gampang dalam melaksanakan aktivitas di sekolah jikalau mempunyai sahabat baik.
Itulah larangan-larangan paling absurd yang pernah diberlakukan di sekolah. Kita-kita yang bersekolah di Indonesia patut bersyukur, alasannya ialah tak mempunyai hukum absurd menyerupai yang sudah disebutkan di atas, dan hanya mempunyai hukum yang biasa-biasa saja, menyerupai dihentikan merokok atau dihentikan membawa senjata tajam dan obat-obatan terlarang.
Sumber:
https://kumparan.com/@millennial/7-peraturan-sekolah-paling-aneh-di-seluruh-dunia
https://health.detik.com/berita-detikhealth/1747431/siswa-di-as-cuma-boleh-izin-ke-toilet-3-kali-tiap-semester
0 comments:
Post a Comment