Friday, September 4, 2015

Inilah Lima Ritual Kedewasaan Sadis Dan Mengerikan Oleh Suku-Suku Pedalaman

Ada bermacam-macam ritual kedewasaan sadis yang ada di banyak sekali cuilan dunia. Memang tidak sanggup dipungkiri bahwa tiap-tiap kebudayaan dan tradisi dari tiap negara berbeda di dunia memiliki sisi gelapnya masing-masing. Bagi mereka yang melaksanakan ritual tersebut tentu melihatnya sudah biasa, bahkan menjadi kewajiban tersendiri yang mau tidak mau harus dilakukan. Pasalnya, ritual yang dilakukan sudah menjadi tradisi dan turun temurun dari nenek moyang mereka. Meskipun terkesan sadis,sakit, dan mengerikan, tetapi tetap dilanjutkannya.

Berbeda dengan orang dari negara atau kebudayaan lain yang memandang ritual kedewasaan sadis tersebut. Tentu di dalam hati akan berkata ‘gila nih orang’, dikarenakan ritual yang dilakukannya tidak sesuai kecerdikan pikir insan normal pada umumnya. Kita yang di luar kebudayaan dan tradisi tersebut tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya sanggup melihat dan membaca ceritanya saja. Meskipun terlihat mengerikan, tetapi tidak ada salahnya Anda membaca dan menetahui beberapa ritual kedewasaan sadis dari banyak sekali pelosok negara di dunia ini. Minimal menambah pengetahuan Anda akan fenomena dan tragedi gila dan nyeleneh dari seluruh dunia. Selamat membaca!

Bungee jumping ala suku Vanuatu di Selatan Samudra Pasifik


Bungee jumping merupakan salah satu olah raga ekstrem yang sudah terkenal di tengah masyarakat. Kegiatan yang memompa adrenalin tersebut tidak sedikit orang menyukainya, baik laki-laki ataupun wanita. Anda yang belum pernah melakukannya tentu merasa takut ketika melihat seseorang terjun dari ketinggian tertentu dengan hanya diikat kedua kakinya saja. Namun, itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang untuk mencobanya.

Ternyata, acara bungee jumping tersebut juga dilakukan oleh suku Vanuatu yang mendiami daerah di sebelah selatan Samudra Pasific. Akan tetapi, mereka melakukannya sebagai ritual kedewasaan sadis yang harus dilewati oleh anggota suku yang sudah menginjak pintar balig cukup akal umurnya. Diketahui bahwa suku Vanuatu ialah salah satu suku kuno dan jauh dari peradaban modern. Seorang laki-laki dari suku tersebut harus melaksanakan ritual khusus jikalau mau disebut sudah dewasa. Bila bisa melewati ritualnya, sang laki-laki mendapat strata sosial yang lebih tinggi. Dia pun dipersilakan untuk menikahi perempuan yang diinginkannya. Namun demikian, ritualnya sangat menguji nyali. Sang laki-laki harus terjun dari ketinggian sekitar 30 meter hanya dengan diikat kedua kakinya dengan akar-akar pohon yang kuat. Saat terjun, tangannya harus bisa menyentuh tanah di bawahnya meskipun hanya sedikit. Jika bisa melakukannya, beliau dianggap sudah dewasa. Namun jikalau belum mampu, beliau belum dianggap sebagai laki-laki sejati.

Ritual menyakitkan ala suku Matausa, Papua Nugini


Untuk ritual kedewasaan sadis yang satu ini, memang tidak diragukan lagi kesakitan yang akan dirasakan oleh orang yang melakukannya. Bagaimana tidak? Para laki-laki dari suku tersebut harus menyakiti tubuhnya sendiri semoga bisa disebut sudah dewasa. Pria tersebut harus memasukkan semacam tongkat kecil panjang ke dalam verbal hingga menyentuh tenggorokannya. Selanjutnya, tongkat tersebut juga dimasukkan ke dalam hidung. Tujuannya ialah keluar darah dari verbal dan hidungnya. Belum hingga disitu perbuatan sadisnya, sang laki-laki juga diharuskan menusukkan pada lidahnya sendiri benda tajam, mirip anak panah atau sejenisnya. Dengan begitu, darah segar mengucur dari lidahnya yang sobek. Jika darah yang keluar dari mulut, hidung, dan pengecap cukup banyak, laki-laki yang melakukannya gres bisa dianggap dewasa. 

Ritual tersebut dilakukan oleh laki-laki pintar balig cukup akal di suku Matausa semenjak dulu hingga sekarang. Menurut kepercayaan mereka, para laki-laki terlahir dari rahim seorang wanita. Mereka menganggap darah perempuan itu tidak murni dan kotor, sehingga harus dikeluarkan.Nah, cara mengeluarkan darah kotornya dengan melaksanakan ritual mengerikan tersebut. 

Aksi Debus ala suku Mandan, Amerika


Ritual yang dilakukan oleh para laki-laki pintar balig cukup akal suku Mandan di pedalaman Amerika juga tidak kalah sadis dan mengerikannya. Para laki-laki harus bisa melaksanakan dan melewati ritual tersebut dengan tepat jikalau mau disebut sudah dewasa. Mereka harus menahan sakit alasannya ialah bab tubuhnya disakiti sendiri sebagai bukti bahwa sang laki-laki sudah pintar balig cukup akal dan bisa melaksanakan apa saja, tak terkecuali menahan rasa sakit.

Ritual yang mereka lakukan mirip atraksi Debus di provinsi Banten. Dimana bab tubuhnya dipedang, digolok, atau dipukul berulang kali tetapi tak mencicipi sakit. Hal itu terjadi alasannya ialah pemain debusnya sudah diberi mantra dan melaksanakan latihan kekebalan diri. Berbeda dengan aksi debus yang dilakukan oleh laki-laki dari suku Mandau. Mereka tidak memiliki kesiapan apapun untuk melaksanakan aksi melukai diri sendiri mirip itu. Tidak ada juga mantra atau sihir yang terucap alasannya ialah pada dasarnya ialah bisa mencicipi rasa sakit. 

Pertama-tama, laki-laki yang ingin melaksanakan ritual harus berpuasa tiga har berturut-turut. Pada heri keempat, ritual kedewasaan sadis pun dilakukan. pada bab dada dan bahunya akan ditusuk dengan kayu. Selanjutnya, kayu tersebut dikaitkan ke sebuah tali, sehingga tubuh sang laki-laki otomatis tergantung dengan bab dada dan punggungnya tertusuk. Dia harus bisa menahan sakit dan dilarang berteriak hingga darah mengucur dari tubuhnya. Setelah pingsan, laki-laki tersebut gres diturunkan dan dinyatakan berhasil melewati ritualnya.

Menahan gigitan semut peluru, suku Satere Mawe, Amazon



Sebuah ritual kedewasaan sadis yang bekerjsama cukup unik, tetapi tetap terasa sakit dan harus ditahan rasa sakitnya sekuat tenaga. Para laki-laki suku Satere Mawe yang mendiami di pedalaman hutan Amazon yang melaksanakan ritual tersebut. Sang laki-laki diharuskan mencari semut peluru yang konon merupakan jenis semut paling mematikan di dunia. Semutnya berukuran besar, sehingga gigitannya sangat menyakitkan. Semut peluru tersebut harus ditemukan dan dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Bukan hanya satu semut saja yang dimasukkan, tetapi cukup banyak. Setelah berhasil mencari semutnya, sang laki-laki di hadapan para ketua suku memasukkan kedua tangannya ke dalam wadah tersebut. Kerumunan semut peluru yang bergairah niscaya akan menggigit kulit tangannya. Meskipun digigit, sang laki-laki dilarang berteriak atau mengeluh. Dia harus menahannya sekitar 10 menit saja. Jika bisa melakukannya, laki-laki tersebut gres bisa dianggap dewasa.

Menyayat tubuh ibarat kulit buaya oleh suku Sepik, Papua Nugini


Masih ada satu ritual kedewasaan sadis lagi yang diinformasikan di sini. Ritual ini dilakukan oleh suku Sepik yang mendiami pedalaman hutan di Papua Nugini. Perlu diketahui bahwa suku Sepik sangat percaya bahwa binatang buaya itu suci. Maka dari itu, mereka menyembah dan selalu mensucikannya. Maka dari itu, para laki-laki dari suku Sepik yang mau disebut pintar balig cukup akal harus melaksanakan ritual dengan menyakiti bab tubuhnya terlebih dulu. Mereka menyayat kecil-kecil kulit tubuhnya dengan pisau semoga terlihat mirip kulit buaya. Ritual ini bukan hanya dilakukan oleh para ketua suku, tetapi juga laki-laki pintar balig cukup akal di sukunya. Jika tak berani melakukannya, berarti laki-laki tersebut belum dianggap pintar balig cukup akal dan dilarang menikahi perempuan dari suku Sepik.

Itulah kelima ritual kedewasaan sadis yang dilakukan oleh beberapa suku tradisional dan pedalaman dari pelosok dunia. Begitu mengerikan dan menyakitkan, bukan?

Sumber http://www.anehtapinyata.net

About the Author

Admin Neter

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment


iklan

 

Copyright © Aneh Di Dunia. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com