
Anehdidunia00.blogspot.com - Ada yang pernah mengalami kejadian ketika mau menggoreng sesuatu, lupa, wajannya ditinggal lama dan akhirnya minyaknya mendidih hingga terbakar? Yang belum pernah menemui kejadian seperti itu semoga jangan sampai mengalaminya. Tapi kalau suatu ketika agan menemui kejadian seperti itu, agan jangan sekali-kali memadamkan api di wajan dengan air. JANGAN PERNAH, memadamkan wajan yang terbakar yang penuh dengan minyak sangat panas dengan air. Karena itu sangat berbahaya, yang ada api bahkan bisa bertambah besar. Dan justru berisiko menimbulkan kebakaran yang jauh lebih besar. Kenapa? Coba lihat video di bawah ini. Singkat kok, cuma 5 menit.
Penjalasan:
Eksperimen di video tadi menunjukkan kalau minyak yang terbakar tadi justru akan menimbulkan fireball (bola api) saat terkena air. Padahal airnya sangat sedikit. Kalau agan memperhatikan, air yang hanya 1 mL tadi akan berubah seketika menjadi uap dengan perbandingan 2000x lipat dengan uap yang dihasilkan.
Kita tahu kalau massa jenis air lebih tinggi dibanding minyak, karena itu air akan selalu ada di bawah minyak. Saat minyak yang terbakar tadi diberi air, air tadi akan langsung turun ke bawah minyak, tapi seketika itu juga air akan langsung berubah manjadi uap karena panas yang tinggi. Ingat kalau titik didih minyak lebih tinggi dari air (titik didih minyak kelapa sawit sekitar 175 derajat celcius, beberapa minyak lain ada yang sampai 266 derajat celcius).
Saat air masuk ke dalam minyak dan berubah menjadi uap, uap tersebut akan mengembang memenuhi ruang sekaligus juga mendorong minyak dan api tadi hingga menghasilkan bola api yang besar. Karena itu jangan pernah sekalipun memadamkan minyak yang berkobar dengan menyiramnya menggunakan air. Bahkan minyak yang panas biasa saja ketika menggoreng jika terkena percikan air, minyak panas yang di wajan akan banyak menciprat ke luar.
Lalu bagaimana memadamkan minyak yang berkobar?
Ada 4 langkah, yaitu:
1. Matikan kompor
2. Ambil kain yang cukup tebal dan lebar lalu basahi dengan air (jangan sampai airnya menetes2)
3. Tutup seluruh bagian atas wajan/panci dengan kain tadi
4. Tunggu beberapa saat hingga dirasa wajan/panci sudah mulai mendingin baru dibuka kainnya
Cara tadi efektif karena memadamkan apinya dengan memutus salah satu sumber api, yaitu oksigen. Saat ditutup dengan kain basah, tidak ada udara yang masuk ke dalam panci/wajan karena "tersegel" oleh kain basah tersebut. Air berfungsi untuk menutup pori-pori kain sehingga tidak ada celah sama sekali di kainnya serta menyerap udara panas agar ketika kainnya dipegang lagi tidak terasa panas. Demonstrasinya bisa lihat video ini:
Tambahan:
Selain menggunakan kain basah bisa juga dengan pasir yang banyak. Dan menurut beberapa cerita kaskuser yang lain, ada juga yang memakai cara menambahkan minyak dingin (minyak yang belum dipakai) ke dalam minyak panas tadi. Menurut ane logis. Kenapa? Karena cara tadi juga untuk memutus salah satu dari komponen segitiga api. Yang belum tahu apa itu segitiga api, ini penjelasannya:
Segitiga api adalah 3 komponen yang jika ketiganya berkumpul bersama maka akan mudah memicu timbulnya api. Komponennya adalah: Panas, Oksigen, dan Bahan Bakar (medium). Medium bisa beragam, seperti kayu, kain, minyak, bensin, kertas, dsb. Intinya bahan-bahan yang mudah terbakar. Namun jika salah satu di antara 3 komponen tadi tidak ada, maka api pun tidak akan terbentuk. Dan dengan menambahkan minyak dingin tadi maka akan mengurangi suhu tinggi di dalam wajan yang panas. Memang reaksinya akan lebih lambat dibanding dengan ditutup kain basah. Kalau dengan memutus jalur oksigen hasilnya lebih cepat karena api yang besar juga butuh banyak oksigen untuk pembakarannya. Kembali lagi, bergantung situasi dan kondisi. Mana bahan yang paling mudah didapat. Begitu menurut ane.
Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/550294b2582b2ecd748b4574/?ref=homelanding&med=hot_thread
0 comments:
Post a Comment